Headline
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.
Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan
DEUTSCHE Investitions-Und Entwicklunggsgesellschaft mbH (DEG) berencana menambah kepemilikan saham di PT Bank Victoria International Tbk (BVIC). Hal itu seusai mereka mengambil 9% saham melalui penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non-HMETD) senilai Rp277,6 miliar pada 30 Desember 2016.
“Jika ada kesempatan dan terdapat hasil yang menguntungkan, kami berencana untuk menambah porsi lagi,” kata Vice President Financial Institutions Equity DEG Marc Oliver Junemann di Jakarta, kemarin.
Namun, langkah itu dengan terlebih dahulu memastikan kerja sama bersama Bank Victoria berjalan baik dan memberikan nilai tambah bagi kedua belah pihak.
Marc enggan memerinci rencana lebih jauh soal waktu pelaksanaan ataupun besaran nilainya. Meski demikian, ia menegaskan penambahan kepemilikan tersebut tidak akan menjadikan DEG sebagai pemegang saham mayoritas.
Namun, ia menginginkan Bank Victoria bisa lebih menitikberatkan penyaluran kredit pada segmen usaha kecil dan menengah (UKM). “Kami ingin Bank Victoria lebih fokus ke small medium enterprise (SME) dan meningkatkan layanan teknologi informasi,” terang dia.
Wakil Direktur Utama Bank Victoria Rusli menyatakan masuknya DEG sebagai investor strategis akan memperkuat perseroan pada penetrasi segmen UKM dan pemenuhan standar internasional pada aspek-aspek sosial serta tata kelola perusahaan.
“Dengan masuk DEG juga menambah modal inti kami menjadi Rp2,7 triliun pada akhir 2016,” kata dia.
Terkait dengan keinginan DEG menambah porsi kepemilikan, Rusli menegaskan hal tersebut bisa terjadi, tapi memastikan tidak akan menjadi pemegang saham mayoritas. “Mereka hanya berinvestasi, tapi tidak menjadi pemegang saham mayoritas,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Victoria Daniel Budirahayu menjelaskan aksi korporasi tersebut telah meningkatkan rasio permodalan.
“Sebelum DEG masuk, capital adequacy ratio (CAR) 19,63%, tetapi setelah masuk menjadi 23,3% atau jauh dari batas minimal kesehatan perbankan,” ujarnya. (Metro-tvnews/RO/E-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved