Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
PT Waskita Karya (persero) Tbk kemarin menandatangani adendum kontrak I pembangunan light rail transit (LRT) Palembang bernilai Rp10,9 triliun.
Penandatanganan kontrak dilaksanakan Pejabat Pembuat Komitmen Pembangunan LRT Suranto dengan Kepala Divisi 1 PT Waskita Karya Tbk Joko Herwanto dan disaksikan Dirjen Perkeretaapian Prasetyo Boeditjahjono di Jakarta. Saat ini pembangunan fisik LRT Palembang mencapai 34%. Pembangunan proyek tersebut ditargetkan selesai pada Juni 2018.
Seusai acara penandatanganan, Prasetyo menjelaskan, sebelumnya pada 30 Juni 2015 telah ditandatangani kontrak pagu senilai Rp12,5 triliun. Sementara itu, besaran adendum kontrak yang diteken kemarin merupakan hasil evaluasi konsultan SMEC International Pty Ltd yang ditunjuk berdasarkan kontrak pada 14 Oktober 2016.
"Waktu awal Waskita Karya membuat penawaran design and build (rancang dan bangun), jadi diambillah pagu Rp12,5 triliun, kemudian dievaluasi SMEC, didapat Rp10,9 triliun, dilaporkan ke Pak Menteri, disetujui untuk dikontrakkan," tuturnya.
Dia mengatakan seluruh biaya akan dibayarkan pada saat pembangunan selesai, yaitu ditargetkan selesai dan beroperasi pada Juni 2018. Prasetyo menambahkan apabila pembayaran lewat dari tenggat 2018, disepakati pemerintah akan membayarkan bunga 5% per tahun. "Paling penting (LRT Palembang) ini sudah harus selesai dan beroperasi Juni 2018," ujar Prasetyo.
Dalam kesempatan sama, Joko Erwanto mengatakan dengan adanya penandatanganan adendum kontrak I, pembangunan diharapkan dapat dipercepat. Korporasi berkode emiten WSKT itu menargetkan capaian 85% pembangunan pada akhir tahun ini.
Sementara itu, pembangunan yang sudah berlangsung 34%, menurutnya, bersumber dari keuangan internal. "Mei tahun ini APBN adendum pertama akan dibayarkan, yang kedua nanti pada 2018," tambah Joko. (Ant/Adi/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved