Headline
Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.
Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.
BAHANA Securities akan menjadi satu-satunya sekuritas di Indonesia yang dipercaya untuk mendukung proyek infrastruktur pemerintah lewat skema Pembiayaan Investasi Non-APBN (PINA). Melalui alternatif anyar itu, Bahana akan membantu perusahaan dan institusi dengan dana kelolaan besar.
"Kami akan membantu mengalokasikan dana masyarakat yang dihimpun untuk digunakan sebagai pembangunan proyek infrastruktur," ujar Direktur Utama Bahana Securities Feb Sumandar di Jakarta, kemarin.
Ia menjelaskan konsep awal PINA ialah mengeksplorasi dana-dana perusahaan yang dihimpun dari masyarakat, seperti PT Tabungan Asuransi dan Pensiun (Taspen) atau BPJS Ketenagakerjaan. "Ini sebenarnya program Presiden Jokowi karena pembiayaan investasi kan tidak hanya dari APBN, tapi juga ada yang dari non-APBN seperti ini," tutur Feb.
Kendati itu bersifat pilot project, ia optimistis skema pembiayaan tersebut kelak berjalan baik. "Ini baru pertama. Sudah tahap final, tapi masih ditentukan bagaimana skema tepatnya. Penjaminan seperti apa, kalau less penjaminan, nanti proyeknya bagaimana."
Ia mengatakan, untuk tahap awal, proyek infrastruktur yang menjadi target PINA ialah pembangunan Tol Trans-Jawa. Terkait dengan nilai, Feb masih belum bisa menyebutkan besaran investasi yang akan dikeluarkan. "Bisa dilihat saja Tol Jawa kebutuhannya berapa."
Di luar itu, pada tahun ini Bahana mempersiapkan diri dengan pengembangan bisnis yang tidak hanya mengandalkan produk yang ada, tapi juga terus berinovasi sesuai dengan perkembangan pasar. "Bahana tidak hanya membantu perusahaan yang akan masuk ke lantai bursa atau mencari pendanaan di bursa dengan menerbitkan saham atau obligasi, tetapi juga memberikan layanan bisnis penasihat keuangan dan bisnis akuisisi lintas negara," ujar Feb.
Ia mengatakan saat ini telah ada beberapa perusahaan lokal yang berekspansi ke luar negeri lewat aksi akuisisi. Namun, ia enggan membeberkannya lebih lanjut. "Wilayah tujuannya itu Asia Tenggara dan Timur Tengah," ucapnya.
Sejak awal tahun hingga saat ini, sekuritas milik negara itu sudah mendapat mandat dari 5 perusahaan yang ingin mencatatkan diri di bursa efek atau initial public offering (IPO), 8 perusahaan yang akan menerbitkan obligasi, dan 2 perusahaan yang akan melakukan rights issue, serta 1 perusahaan yang akan tender offer dan go private.
Pada 2016, Bahana Securities berperan sebagai underwriter enam emisi saham senilai Rp22,6 triliun dan 29 emisi obligasi senilai Rp54,9 triliun. "Pada 2017 ini, emisi IPO dan obligasi ditargetkan naik minimal 10% dari 2016 ," katanya.
Aksi korporasi itu, lanjutnya, tidak terlepas dari ekonomi nasional yang cukup kondusif pada tahun ini meski dibayangi kondisi ekonomi eksternal yang diproyeksikan di bawah estimasi pasar.
Asal aman
Dalam kesempatan sama, Kepala Riset dan Strategis Bahana Securities Harry Su mengatakan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak menjadi perhatian investor, khususnya di DKI Jakarta yang merupakan jantung perekonomian nasional. Meski begitu, ia menilai selama pilkada berjalan aman, siapa pun yang akan memimpin, tidak menjadi masalah.
Jika kondisi terus stabil, Harry memprediksi perekonomian nasional bisa tumbuh hingga 5,3% tahun ini, lebih tinggi daripada capaian 5% pada tahun lalu. Pendorongnya antara lain konsumsi rumah tangga serta investasi. "Pemulihan ekonomi akan jadi penggerak indeks harga saham gabungan (IHSG) di bursa. Saat ini indeks di kisaran 5.300 dan berpotensi naik menjadi 6.000."
Feb menambahkan investor asing kini mulai masuk kembali ke pasar saham dalam negeri setelah sempat keluar sejak terpilihnya Presiden AS Donald Trump dan aksi damai di dalam negeri pada akhir 2016. "Februari ini sudah mulai recover, asing sudah mulai masuk lagi," kata dia. (Ant/E-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved