Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PT Bank Mandiri Tbk berhasil membukukan aset konsolidasi perseroan hingga Rp1.000 triliun per akhir Desember 2016.
Hal itu menjadikan perusahaan pelat merah tersebut sebagai bank pertama di Indonesia yang membukukan nilai aset sebesar Rp1.000 triliun.
"Walaupun laporan keuangan audited 2016 belum di-publish di Bursa Efek Indonesia, kami perkirakan aset Bank Mandiri menembus angka psikologis, yakni Rp1.000 triliun," ujar Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Nafas, di Jakarta, Rabu (25/1).
Realisasi nilai aset Bank Mandiri di periode 2016 lebih tinggi ketimbang tahun sebelumnya yang mencapai Rp910,06 triliun.
Lebih jauh dijelaskan, aset Rp1.000 triliun tersebut di-sokong dari kinerja perusahaan sepanjang tahun lalu, termasuk realisasi pertumbuhan kredit 19%, khususnya di sektor kredit korporasi dan infrastruktur.
"Pertumbuhan kredit ini di atas rata-rata perbankan lain. Kredit infrastruktur mencapai Rp70,2 triliun," terang dia.
Dengan mencapai nilai aset Rp1.000 triliun, otomatis Mandiri masuk kriteria qualified ASEAN bank (QAB).
Meskipun posisi kinerja aset Bank Mandiri di depan perbankan lain di Tanah Air, hal itu masih kalah dari total aset perbankan di ASEAN.
"Kalau dengan bank-bank di ASEAN masih jauh karena posisi kita masih peringkat 10 atau 11. Ada holding bank pun, posisi kita 4 atau 5 di ASEAN. Paling besar kan Bank DBS," beber Rohan.
Perusahaan berharap nilai aset tersebut semakin membubung di 2017. Targetnya mengalami pertumbuhan 15% di tahun ini.
Pada tahun lalu Mandiri juga membukukan kapitalisasi pasar Rp270 triliun atau naik 25%.
Adapun realisasi tahun sebelumnya Rp215,8 triliun.
Rohan menambahkan, jumlah rekening Mandiri saat ini mencapai 18,45 juta rekening, dengan kartu kredit 1,72 juta rekening.
Costumer based
Pada kesempatan terpisah PT Bank KEB Hana Indonesia memproyeksi pada akhir kuartal I 2017 atau pada Maret 2017 ini bisa masuk kelompok bank umum kelompok usaha (BUKU) III.
Untuk masuk katagori BUKU III, bank wajib mempunyai modal inti Rp5 triliun sampai Rp30 triliun.
Direktur Bank KEB Hana Indonesia Bayu Wisnu War-dhana menyatakan pada akhir 2016 ini modal inti bank sudah mencapai Rp5 triliun.
Dengan demikian, subdebt yang diterbitkan pada akhir 2016 lalu diharapkan bisa menambah modal inti sebesar Rp1 triliun menjadi Rp6 triliun pada akhir Maret 2017.
Kepada wartawan, Bayu menambahkan, kendati masuk ke dalam BUKU III di akhir kuartal I 2017, perusahaan belum memiliki niat untuk masuk ke BUKU IV.
Perusahaan akan memperkuat costumer based terlebih dahulu sebelum masuk BUKU IV.
"Jadi BUKU IV itu bukan sasaran, kita jadi bagaimana membuat customer based lebih kuat. Jadi lebih banyak jaring-an kantor dan intensifkan digital banking. Internet banking dan pembukaan rekening via digital ini tidak melulu pembukaan cabang," ujar Bayu di Jakarta, kemarin.
Bayu belum bisa menyebutkan secara detail belanja mo-dal perusahaan di tahun ini.
Dia hanya mengatakan, untuk membuat satu cabang, perusahaan menganggarkan dana sekitar Rp4 miliar. (Ant/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved