Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

12 Perusahaan Dunia Bangkrut di 2024: Kisah & Penyebabnya

Wisnu Arto Subari
19/8/2025 09:13
12 Perusahaan Dunia Bangkrut di 2024: Kisah & Penyebabnya
Ilustrasi.(Freepik)

Tahun 2024 menjadi tahun berat bagi banyak perusahaan besar di dunia. Tekanan ekonomi, inflasi, dan perubahan perilaku konsumen menyebabkan kebangkrutan beberapa raksasa bisnis.

Artikel ini akan mengulas daftar 12 perusahaan dunia yang mengalami kebangkrutan di tahun 2024, lengkap dengan penyebabnya dan pelajaran yang bisa dipetik. Yuk, simak!

Mengapa Banyak Perusahaan Mengalami Kebangkrutan?

Kebangkrutan terjadi ketika perusahaan tidak mampu membayar utang atau menjalankan operasional karena kerugian besar. Di 2024, faktor seperti inflasi tinggi, penurunan daya beli konsumen, dan gagalnya adaptasi terhadap teknologi digital menjadi pemicu utama. Menurut data, lebih dari 7.100 toko ritel tutup di seluruh dunia hingga akhir November 2024, naik 69% dari tahun sebelumnya.

Daftar Perusahaan yang Bangkrut di 2024

Berikut adalah 12 perusahaan besar dunia yang mengalami kebangkrutan di tahun 2024, beserta kisah dan penyebabnya:

1. Big Lots

Pengecer diskon asal Amerika Serikat ini mengajukan kebangkrutan pada September 2024. Penyebabnya adalah penurunan penjualan dan kegagalan menjual perusahaan ke firma ekuitas swasta. Akibatnya, Big Lots menutup 963 tokonya.

2. Bowflex

Produsen alat gym ini bangkrut pada Maret 2024 karena permintaan peralatan olahraga menurun. Beruntung, Bowflex diselamatkan setelah menjual asetnya seharga $37,5 juta kepada perusahaan Taiwan.

3. Express

Ritel pakaian ini mengalami kebangkrutan pada April 2024. Produk yang kurang menarik bagi konsumen menyebabkan penutupan hampir 100 toko. Express akhirnya dijual ke konsorsium yang dipimpin WHP Global.

4. Joann

Pengecer kain berusia 81 tahun ini bangkrut pada Maret 2024 karena pelanggan mengurangi belanja untuk kain dan kerajinan. Joann tetap mempertahankan 850 tokonya setelah menjadi perusahaan swasta.

5. LL Flooring

Dikenal sebagai Lumber Liquidators, perusahaan ini mengajukan kebangkrutan pada Agustus 2024 karena pasar perumahan yang lesu. Sebuah firma ekuitas swasta akhirnya menyelamatkan LL Flooring.

6. Party City

Ritel perlengkapan pesta ini bangkrut pada Desember 2024. Inflasi dan utang $800 juta memaksa Party City menutup sekitar 700 toko pada awal 2025.

7. Red Lobster

Jaringan restoran seafood ini mengajukan kebangkrutan pada Mei 2024. Kurangnya investasi dalam pemasaran dan kualitas makanan menyebabkan penutupan lebih dari 100 lokasi. Red Lobster bangkit kembali pada September dengan pemilik baru.

8. Spirit Airlines

Maskapai berbiaya rendah ini bangkrut pada November 2024 karena kerugian terus-menerus dan persaingan ketat. Spirit berencana keluar dari kebangkrutan pada 2025 dengan restrukturisasi utang.

9. Stoli

Produsen vodka terkenal ini mengajukan kebangkrutan pada Desember 2024 akibat penurunan permintaan dan serangan siber yang mengganggu operasional.

10. TGI Fridays

Restoran kasual ini bangkrut pada November 2024 karena penurunan pelanggan pasca-pandemi. Dampak COVID-19 menjadi faktor utama tantangan keuangan mereka.

11. True Value

Toko perangkat keras berusia 75 tahun ini mengajukan kebangkrutan pada Oktober 2024 karena pasar perumahan yang melemah. True Value dijual ke pesaing untuk menjaga operasional.

12. Tupperware

Perusahaan wadah makanan ikonik ini bangkrut pada September 2024 karena menurunnya popularitas. Tupperware dijual ke firma ekuitas swasta untuk tetap beroperasi.

Pelajaran dari Kebangkrutan Perusahaan Besar

Kebangkrutan perusahaan-perusahaan ini mengajarkan pentingnya inovasi dan adaptasi. Bisnis harus:

  • Mengikuti tren digital, seperti beralih ke e-commerce.
  • Mengelola utang dengan bijak agar tidak membebani keuangan.
  • Merespons perubahan kebutuhan konsumen dengan cepat.

Contohnya, perusahaan seperti Kodak dan Nokia gagal bertahan karena lambat berinovasi, sementara Apple berhasil bangkit dari ambang kebangkrutan dengan strategi yang tepat.

Kesimpulan

Kebangkrutan adalah risiko nyata dalam dunia bisnis, bahkan untuk perusahaan raksasa. Dengan memahami penyebab kegagalan, seperti kurangnya inovasi, utang berlebih, dan perubahan pasar, bisnis dapat mengambil langkah preventif. Mari belajar dari kisah 12 perusahaan ini untuk membangun bisnis yang lebih tangguh di masa depan!



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya