Daya Beli Turun karena Masa Transisi Pemerintahan

DAYA beli masyarakat diakui menurun selama masa transisi pemerintahan Joko Widodo ke Prabowo Subianto. Namun pelaku usaha meyakini saat pemerintah baru berjalan, roda ekonomi akan segera berputar.

Hal itu dinyatakan National Sales Senior GM PT Sharp Electronics Indonesia Andry Adi Utomo, Jakarta, Kamis (10/10). "Kami merasakan permintaan melemah dari masyarakat. Ini karena masa transisi pemerintahan yang lama ke baru. Namun, saat pemerintahan baru sudah ada pada Oktober-November, ekonomi kita akan menguat lagi," kata Andry.

Karena optimisme itu, pihaknya merilis mesin cuci front loading terbaru ES-FL1410DPX dengan harga mulai dari Rp3,5 juta hingga Rp9 juta. Penjualan mesin cuci yang juga dapat mengeringkan pakaian hingga 100% itu ditargetkan sekitar 5.000 unit per bulan. Saat ini penjualannya masih rendah sekitar 2.000-3.000 unit per bulan.

Menurut Andry, pasar mesin cuci masih besar. "Ada sekitar 50 juta keluarga di Indonesia dengan sekitar 1 juta keluarga yang baru menikah. Baru sekitar 50% dari semua keluarga itu yang menggunakan mesi cuci. Dalam setahun, ada sekitar 3 juta mesin cuci yang terjual secara nasional," paparnya.

Saat ini Sharp menguasai pangsa pasar mesin cuci di Indonesia sebesar 23,6%. Ini terutama dikontribusikan mesin cuci jenis twin tube sekitar 70%. Penjualannya mencapai 115 ribu unit sebulan. (Z-2)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Editor : Wisnu Arto Subari