Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Operator Mulai Kebut Pembangunan Kereta Cepat

15/9/2016 09:58
Operator Mulai Kebut Pembangunan Kereta Cepat
(Dok.MI)

PENGERJAAN proyek kereta cepat Jakarta-Bandung saat ini sudah sampai pada pekerjaan lapangan serta membangun sejumlah pilar yang akan menopang jalur rel di pinggir jalan tol. Hal itu dilakukan setelah PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) mendapatkan izin pembangunan dari Kementerian Perhubungan, beberapa waktu lalu.

“Kita masih pengerjaan di lapangan karena kita sudah terima izinnya mulai dari kesiapan lapangan untuk persiapan pembangunan pilar-pilar sepanjang tol,” ujar Direktur Utama PT KCIC Hanggoro Budi Wiryawan saat ditemui di Pameran Transportasi dan Infrastruktur 2016 di Jakarta, kemarin.

Untuk pembebasan lahan secara keseluruhan, imbuh Hanggoro, saat ini 60% sudah tercapai atau 84 km dari keseluruhan 142 km.

“Untuk lahan di Halim Perdanakusuma masih dalam pembicaraan, tapi secara keseluruhan sudah 60%,” ujar Hanggoro.

Menurutnya, KCIC berencana mengoperasikan 50 kereta per hari rute Jakarta-Bandung. Hal itu mengingat mobilitas masyarakat antara Jakarta dan Bandung diprediksi bakal semakin meningkat.

“Untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, sekarang kalau orang naik mobil bisa 5 jam, kalau naik kereta ditempuh 40 menit. Produktivitas masyarakat akan semakin tinggi,” tuturnya.

Ia memperkirakan nantinya akan ada peningkaan 30% pergerakan penumpang kereta dari Jakarta-Bandung.

“Satu hari 140 ribu penumpang itu kan pada 2009. Kalau sekarang udah 300 ribu lebih penumpang. Kita prediksi yang naik kereta cepat ini hanya 20%-40 % . Yang lainnya masih naik kereta yang telah ada (KA Parahyangan), kendaraan pribadi, dan travel,” jelasnya.

Ada empat stasiun yang akan dibangun di rute tersebut, yakni di kawasan Halim Perdanakusuma (Jakarta), Karawang, Walini (perkebunan teh di Bandung Barat) , dan Tegaluar (Bandung).

Kini, pihaknya juga masih menunggu realisasi pendanaan berupa pinjaman dari China Development Bank sebesar 75% dari total pembiayaan proyek, yaitu US$5,1 miliar.

KCIC juga tengah berupaya merealisasikan modal yang harus disetor tahap I pada Oktober 2016 sebesar 18% dari nilai investasi.

Dana Rp10,5 triliun itu harus segera dipenuhi untuk di­setorkan ke konsorsium BUMN proyek kereta cepat tersebut, yaitu PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). (Adi/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ricky
Berita Lainnya