Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Bankir Cilik Topang Literasi Keuangan

MI
10/9/2016 09:45
Bankir Cilik Topang Literasi Keuangan
(MI/Rommy Pujianto)

SUASANA pagi hari di Bursa Efek Indonesia (BEI), kemarin, agak berbeda. Jika biasanya perdagangan dibuka pejabat pemerintah atau direksi emiten yang sahamnya terdaftar di BEI, kali ini malah dibuka wajah-wajah ceria nan lugu khas murid sekolah dasar. Dengan raut muka segar diiringi canda tawa, beseragam merah putih lengkap dengan atribut bendera kebangsaan, langkah kaki kecil mereka mantap memasuki main hall BEI.

“Kami mau dilantik jadi ‘bankir cilik’, Kak!” ujar Indah Sari, 10, salah seorang anak SD yang ikut dalam rombongan itu semringah.

Ya, kalau kita flashback sejak kecil, orangtua selalu mengajarkan anak rajin menabung. Banyak pepatah yang dipakai untuk menanamkan pentingnya menabung itu seperti ‘hemat pangkal kaya’ atau ‘sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit’.

Nah, agar kebiasaan menabung semakin bercokol dalam diri anak-anak, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun telah mengeluarkan sejumlah program literasi dan inklusi keuangan. Salah satunya ialah Simpanan Pelajar (Simpel) yang disokong industri perbankan.

Bankir Cilik ialah contoh program yang diinisiasi perbankan, yakni oleh PT Bank Permata Tbk (Permata Bank). Program itu menyasar pelajar SD kelas 4 dan 5 untuk memberi pengetahuan literasi keuangan dan perbankan. Para pelajar tersebut kemudian didaulat sebagai Duta Menabung.

Pada kesempatan itu, Direktur Kepatuhan Permata Bank Mirah Wiryoatmodjo menjelaskan cara kerja Program Bankir Cilik itu dimulai dari pendaftaran dari pihak sekolah yang ingin ikut serta. “Setelah itu, 15 pelajar dari setiap SD terpilih akan ikut serta dalam pelatihan kami,” ujar Mirah.

SD yang terpilih kali ini ialah SDN Karet 01 Pagi, SDN Pela Mampang 09, SDN Benhil 01, dan SDN Pondok Jaya 02 Bintaro. Ada 60 pelajar akan menerima pengajaran selama empat bulan mulai dari mengenal perbankan, menggunakan ATM, hingga cara membedakan uang asli dan palsu. “Mereka akan meneruskan pengetahuan itu kepada teman-teman di sekolah,” tutur Mirah.

Anggota Dewan Komisioner Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK Kusumaningtuti S Soetiono mengatakan Program Bankir Cilik patut diapresiasi karena dapat menopang literasi keuangan dan perbankan sejak dini. “Jangka panjangnya bisa untuk literasi keuangan, jangka pendeknya untuk inklusi keuangan,” ujarnya.

Direktur Pengembangan BEI Nicky Hogan pun tak kalah antusias. Menurutnya, selain meningkatkan melek keuangan sedari dini, program itu juga bisa sekaligus memperkenalkan budaya investasi di pasar modal. (Anastasia Arvirianty/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik