Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
BERKELUH-kesah soal pekerjaan kadang menjadi cara seseorang untuk menunjukkan betapa sibuknya dia. Padahal, alih-alih membuat Anda dianggap sebagai orang penting dan hebat, curhat tentang pekerjaan yang tanpa henti itu bisa memacu tumbuhnya kebosanan. Hal itu juga dapat menular pada orang-orang sekitar.
“Menceritakan kepenatan Anda dalam bekerja justru membuat orang lain pun merasakan kebosanan. Menceritakan kelelahan akibat dari sebuah pekerjaan justru memunculkan suatu keputusasaan dalam memaknai hidup.”
Setidaknya itulah keyakinan Bridie Jabour, jurnalis The Guardian Australia. Ia sudah 10 tahun bekerja sebagai jurnalis dan itu menghabiskan banyak waktu dan melelahkan. Menurutnya, berkeluh kesah terhadap pekerjaan tidak membuatnya dihargai sebagai orang penting.
Apa yang dirasakannya tecermin dari survei pendapatan dan dinamika buruh di Australia yang menunjukkan hampir 20% warga ‘Negeri Kanguru’ terlalu sedikit tidur. Kualitas tidur mereka juga rendah, dengan 21,9% pria dan 26,5% perempuan. Meski demikian, secara global, tidak cukup tidur ialah persoalan paling umum dalam usia 25 sampai 64 tahun, kelompok usia pekerja. “Kesimpulannya, kelelahan karena bekerja telah menjadi tolok ukur bagi seseorang untuk mengukur pencapaian dan kehidupan yang bermakna,” urai survei itu.
Di ‘Negeri Paman Sam’, fenomena serupa juga terjadi. Situs Thenewyorker.com menyebut penduduk di negera adi daya itu meyakini terlalu banyak pekerjaan telah menjadi pertanda atau sertifikat dari kemakmuran seseorang. Sebuah survei pada 2008 oleh Harvard Business School menyebutkan, dari 1.000 orang profesional, 94% di antara mereka bekerja 50 jam atau lebih dan hampir setengah dari mereka bekerja lebih dari 65 jam seminggu. Padahal, bekerja lebih dari 38 jam di sana telah menjadi rutinitas langka di antara para pekerja tetap.
“Anda dapat bekerja 130 jam seminggu jika Anda mempunyai cara strategis untuk membagi waktu antara kerja dan tidur. Saya setidaknya harus bergadang sekali seminggu di lima tahun pertama bekerja,” ujar seorang perempuan pekerja, Marisa Mayer.
Penjelasannya seolah menjadi cerminan banyaknya perusahaan yang sangat sukses dan kaya raya dari dedikasi para karyawan seperti Mayer.
“Ratapan aku sangat lelah juga merupakan salah satu dosa terburuk dari semua yang dilakukan dalam pekerjaan. Membicarakan hal itu ialah hal membosankan untuk berpikir Anda telah menemukan nilai diri dari setiap pekerjaan,” papar Bridie.
Karena itu, ia menyarankan kepada pekerja untuk mengurangi kepenatan dengan hal-hal sederhana, seperti melihat foto dari liburan atau memberbicarakan mimpi semalam. (Adi/theguardian.com/E-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved