Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
SEPEDA motor dan Alphard bukan cuma bisa sama-sama parkir di depan Zap Clinic di kawasan Antasari, Jakarta Selatan. Penumpangnya pun dapat sama-sama terbaring di kamar perawatan, tentunya di ruangan berbeda, untuk menikmati layanan hair removal hingga kecantikan di sana. Kualitas perpaduan layanan benar-benar dijaga. Dengan kepiawaian mengolah harga dalam bentuk paket, rentang target pasar Zap menjadi lebar. Pemandangan serupa juga bisa dijumpai di cabang klinik itu di Hotel Oria, Jakarta Pusat. Mahasiswi beransel bergantian memasuki ruangan terapi dengan perempuan berkarier yang bersetelan resmi serta mereka berusia matang dan diantar sopir pribadi. “Lucu juga sih, di Antasari itu, saya pernah dengar, ada orang yang sehari-hari bekerja di pasar tradisional di Bogor, datang pakai motor. Nah di sana juga ada ibu-ibu yang diantar Alphard yang driver-nya akan mengecek dulu apakah ruang terapinya sudah siap, baru kemudian si ibu turun dari mobil,” kata Fadli Sahab, 32, sang pendiri, ketika dijumpai di Zap Clinic Oria Hotel, yang interiornya bergaya klasik, Kamis (1/10).
Strategi harga
Buat memacu bisnis yang dirintisnya sejak 2009, Fadli menetapkan aneka strategi. Ia memasang harga treatment mulai Rp250.000 hingga Rp2 juta per perawatan yang kemudian jika dibayar beberapa perawatan di muka, akan beroleh diskon hingga 25%. Bahkan, tersedia paket cicilan untuk mereka yang ingin membeli seri perawatan dengan mengangsurnya tanpa bunga. Istimewanya, layanan yang diberikan, diklaim Fadli yang mengaku menjadi komandan tunggal untuk bisnisnya, setara bahkan melampaui kompetitornya. Ia berinvestasi pada mesin canggih yang harganya hingga Rp1,5 miliar serta menempatkan dokter kecantikan sebagai pemberi layanan langsung. Di kalangan para penyuka perawatan, Zap pun dikenal sebagai penyedia layanan dan produk kecantikan dengan efek minimal. Bonus buat para pengambil seri perawatan, kesempatan booking. Dengan demikian, mereka yang datang untuk mengambil layanan ritel didorong meningkatkan loyalitasnya agar tak perlu antre.
Privilese untuk booking serta terintegrasinya sistem data juga memungkinkan tim yang mengawal Zap Clinic dapat memastikan siapa saja tamu yang akan datang. Tim resepsionis dan kepala klinik, yang sebagian besar punya pengalaman kerja di hotel berbintang lima, akan mengetahui kategori tamu yang akan datang. Tamu Zap diklasifikasikan mulai A hingga E, dengan nilai pembelian paket puluhan juta hingga yang terendah. Informasi itu tak akan membuat pelayanan dibedakan, tapi akan membuat pelanggan merasa dikenali. “Ya, karena kami tak seperti klinik lain yang memberikan dosis tinggi dengan frekuensi perawatan jarang namun lebih mahal. Harga kami terjangkau, dosisnya lebih rendah. Dengan demikian, efek yang kerap dikeluhkan, seperti rasa sakit atau iritasi, bisa dihindari, dan nyatanya banyak perempuan lebih nyaman dengan opsi yang kami tawarkan,” ujar pria lajang yang mengaku akan segera berkeluarga itu.
Investasi teknologi
Strategi-strategi bisnis itu kemudian saling berkelindan dan menimbulkan efek domino. Kumulatif dana yang diperolehnya dari pembeli treatment series kemudian dialokasikan untuk membeli aneka mesin perawatan canggih, menempatkan dokter umum yang dilatih sebagai dokter kecantikan hingga pada 2017 nanti, melengkapi setiap cabang dengan dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK). “Nilai paket yang sudah dibeli pelanggan ini nilainya sudah mencapai puluhan miliar rupiah, dana ini yang kami gunakan untuk terus meningkatkan teknologi dan pelayanan klinik Zap. Prinsip kami, fair saja, pelanggan dapat layanan terbaik dengan harga yang terjangkau dan Zap bisa terus melakukan pengembangan.”
Tumbuh 10 kali lipat
Keputusan-keputusan untuk mempercepat pergerakan bisnis, yang menurut Fadli, sebagian tak lazim dipraktikkan para pengusaha di sektor serupa, membuat Zap telah punya 19 cabang di seluruh Indonesia, tersebar di Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Medan, Manado, Bandung, Semarang, Makassar, Denpasar, serta Surabaya. “Enam cabang baru telah kami buka pada 2016, dan tahun ini juga, akan kembali dibuka setidaknya empat lagi, masing-masing di One Bell Park, Summarecon Mal Serpong, Emporium Mal, serta Lotte Shopping Avenue. Pembukaan cabang ini diperlukan untuk meminimalkan antrean dan mengantisipasi pertumbuhan permintaan yang terus berlipat,” kata Fadli yang menyatakan akan menargetkan70% kliniknya ada di mal daripada ruko atau tergabung dengan hotel. Pasalnya, pertumbuhan permintaan kini telah mencapai 10 kali lipat dan hingga 2016, jumlah layanan perawatan yang diberikan telah mencapai lebih dari 50 ribu setiap bulannya. Bergabung dengan mal akan memudahkan akses sehingga jangkauan pelanggan makin melebar. Selain strategi penempatan lokasi cabang, investasi yang digelontorkan untuk marketing pun makin digenjot. “Kami beriklan di Instagram dan Google, ada juga investasi teknologi informasi. Semua pelanggan, perjalanan perawatan, foto before and after, serta seri paketnya, bisa diakses di cabang mana pun. Bulan depan pun kami akan punya aplikasi untuk sistem booking,” kata Fadli yang bermitra dengan dokter spesialis kulit dan kelamin, Endi Novianto, dalam pengembangan produknya. Jadi, pilih dan booking perawatan yang diinginkan lewat apps, hair removal, face toning, face rejuvenation atau platelet-rich plasma (PRP) yang memungkinkan kulit diremajakan dengan menggunakan olahan sel darah kita! (M-2)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved