Cabai dan Bawang Merah Sumbang Inflasi 0,38% di Jabar

ANGKA inflasi Jawa Barat menembus 0,38% pada penghujung November 2023. Angka tersebut naik dibanding bulan sebelumnya atau Oktober yang hanya mencapai 0,13%.

Bank Indonesia Perwakilan Jawa Barat menyebut kenaikan inflasi dipicu berkurangnya produktivitas sektor holtikultura seperti cabai dan bawang merah. Dari data inflasi 0,38% itu, sekitar 0,17% disumbang dari cabai merah, dan bawang merah.

"Inflasi Jabar ini trennya naik dibandingkan Oktober kemarin. Kenaikan ini 0,17% disumbang dari cabai dan bawang merah. Meski begitu kenaikan Jawa barat masih dibawah angka inflasi nasional," kata Deputi Direktur Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Barat, Yusuf Wicaksono di Cimahi, Selasa (5/12).

Baca juga: Inflasi Sulawesi Tenggara Turun ke 2,87%

Ia menerangkan, penurunan produktivitas komoditas hortikultura di Jabar disebabkan kemarau panjang El Nino. Kondisi ini mengakibatkan musim tanam dan panen menjadi mundur sehingga pasokan cabai dan bawang menjadi tak mencukupi.

"Musim kemarau panjang sehingga waktu tanam mundur dan produksi cabai di November-Desember tidak cukup untuk kebutuhan. Apalagi jelang tahun baru kebutuhan meningkat," ujarnya.

Baca juga: Inflasi Naik di Semua Sektor, Tertinggi Sektor Pertanian

Untuk mengendalikan inflasi di Jawa Barat, lanjut Yusuf, BI terus berkolaborasi dengan pemprov dan kabupaten/kota, salah satu menggelar pasar murah dan memberi bantuan bibit cabai. Dengan program tersebut, diharapkan stok komoditi bisa terjangkau dan harga bisa terkendali.

"Di Jawa Barat sendiri kita melakukan berbagai intervensi. Di Cimahi ada 5.000 bibit cabai. Kita juga sebelumnya melakukan operasi pasar untuk distribusi beras," jelasnya. (Z-2)