Headline
Bansos harus menjadi pilihan terakhir.
PARA mahasiswa tentu dapat menyebut beberapa perusahaan bergengsi atau lembaga kredibel yang jadi impian mereka bekerja selepas kuliah. Tapi perlu disadari, memasuki era globalisasi, tempat kerja impian semakin tidak terbatas.
Pertanyaannya sekarang, berapa banyak mahasiswa teknik asal Indonesia yang bermimpi kerja untuk perusahaan sekaliber Apple Corporation, Microsoft Corporation atau mencoba peruntungan di lembaga multinasional terkemuka?
"Kita tidak bisa berharap pada sebagian besar orang. Tetapi sebagian kecil, terutama para mahasiswa, kita harapkan jadi pendorong perekonomian," ujar Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro di hadapan mahasiswa baru Universitas Indonesia di Depok, Jumat (5/8).
Bambang yang juga sempat menjadi dekan kampus kuning itu mengatakan saat ini bermimpi untuk kerja di perusahaan nasional barangkali terlalu sederhana. Indonesia memerlukan tenaga ahli yang siap bersaing secara global.
"Tantangan saya untuk kalian di sini, apakah kalian nanti bisa melihat seluruh dunia sebagai potensi tempat kerja?" tantangnya.
Sejak ia menjabat sebagai dekan, menurutnya sudah ada alumni UI yang mendapat posisi baik di perusahaan multinasional dan bekerja di luar negeri setelah lulus. Semangat kompetisi global semacam itulah yang dipandang Bambang patut dipupuk.
Sebab, dengan cara pandang demikian, Indonesia bukan hanya menjadi lahan ekspansi negara-negara maju, melainkan eksportir tenaga kerja profesional yang digaji tinggi.
Cara pandang itu pulalah yang menurutnya lebih tepat untuk dikembangkan dalam melihat globalisasi, alih-alih menjadi masyarakat yang inferior terhadap gempuran negara luar.
Civitas akademika UI, juga mahasiswa di seluruh Indonesia, dipastikan Bambang memiliki kapasitas yang baik untuk memenangkan persaingan global.
Indonesia, dengan pendapatan per kapita tahun ini mencapai US$4.000 per tahun juga terbilang kompetitif. Apalagi pertumbuhan ekonomi nasional Indonesia termasuk yang tinggi di dunia.
"Jangan pernah khawatir dan jangan pernah ragu untuk kerja di luar negeri," tegas mantan menteri keuangan itu.
Kalaupun tidak menyasar pasar tenaga kerja global, Bambang berpesan agar mahasiswa mengembangkan cita-cita menjadi pencipta lapangan kerja.
"Fokus kita adalah mengurangi kemiskinan, kesenjangan pendapatan dan angka pengangguran," tukas mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) tersebut. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved