Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

Cakap Kelola IT Bisa Makmur Sejak Dini

MI
23/7/2016 10:45
Cakap Kelola IT Bisa Makmur Sejak Dini
(MI/Duta)

TUMBUH kembang anak di era modern yang penuh kebebasan tidak serta-merta membuat sektor teknologi informasi (TI) memberikan porsi seimbang bagi munculnya para pengembang program pria dan wanita. Padahal, seiring dengan tingginya kebutuhan terhadap profesi itu, para gadis remaja yang menguasai ilmu komputer dan TI bisa memulai bisnis mereka sendiri dari usia yang sangat muda.

Seperti yang dilakukan Kayla Visser, 15, di Wilmington, New Hampshire, Amerika Serikat. Dengan bekal penguasaan TI, ia lebih memilih mengembangkan peternakan ayam, kelinci, dan sapi perah hingga kebun sayur organik. Ia juga mengelola bisnis kecil makanan ringan organik untuk kuda dan anjing yang dimulai sejak 2009 yang diberi nama Kaninekookies.

Produk itu dibuatnya sendiri dan dijual kepada tiga pedagang eceran dan puluhan pelanggan lain. “Saya menggunakan semua dana untuk membantu anak-anak berinteraksi terapi dengan hewan ternak sambil belajar tentang bertanggung jawab mengelola peternakan dan pertanian organik,” ujar Kayla sebagaimana dikutip CNNMoney.com, akhir pekan lalu.

Capaian Kayla didapat berkat ilmu yang ia peroleh saat mengikuti perkemahan musim panas yang bernama Techgirlz, enam tahun silam. Techgirlz merupakan suatu organisasi nirlaba yang berbasis di Philadelphia yang menawarkan kelas pelatihan coding, robotika, dan percetakan tiga dimensi. Di dalamnya, terdapat pembekalan yang mengajari para gadis SMP tentang kewirausahaan.

“Perkemahan itu menghubungkan saya dengan mentor yang hebat. Saya belajar membuat analisis biaya-manfaat dan membuat situs bisnis dengan aplikasi Wordpress,” jelasnya.

Kayla pun membagikan ilmunya dengan menjadi pengajar sukarela untuk kelas robotik bagi gadis-gadis muda di daerahnya. “TI ini sangat serbaguna. Tidak peduli apa yang Anda ingin lakukan dalam hidup. Saya ingin menjadi petani yang lebih baik jika saya dididik tentang teknologi,” ujar Kayla.

Welson-Rossman, direktur pemasaran perusahaan pengembangan perangkat lunak Chariot Solutions, mengungkapkan pihaknya meluncurkan Techgirlz dengan tujuan memperbaiki ketidakseimbangan antargender dalam dunia teknologi. “Kami memiliki 60 pekerja di perusahaan kami yang sebagian besar kaum pria. Kami mencoba mencari pengembang perempuan, tetapi tidak bisa menemukannya,” ujar dirinya.

Program itu dirilis setelah hasil penelitian menunjukkan remaja perempuan mulai menarik diri dari pengetahuan teknologi ketika memasuki SMA. Untuk mengatasi hal tersebut, pihaknya harus menumbuhkan minat terhadap teknologi dengan menyasar pada tingkatan SMP. “Kami tidak ingin menciptakan programer atau penemu gadget. Kami hanya ingin anak perempuan percaya diri dalam menggunakan TI,” tandasnya.

Sejauh ini sudah lebih dari 5.000 gadis mengambil kelas Techgirlz dan 125 orang ikut perkemahan mereka sejak 2009. (Dero Iqbal Mahendra/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya