Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Kebijakan Pertanian Perlu Selaras dengan Target Penurunan Emisi Karbo

M Ilham Ramadhan Avisena
13/1/2023 18:04
Kebijakan Pertanian Perlu Selaras dengan Target Penurunan Emisi Karbo
Ilustrasi(Freepik.com)

PENELITI Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Mukhammad Faisol Amir menilai kebijakan pertanian Indonesia perlu selaras dengan target penurunan emisi karbon yang sudah dicanangkan pemerintah.

"Indonesia membutuhkan perombakan kebijakan untuk menghasilkan strategi jangka panjang yang mendukung keberlanjutan dan daya dukung lingkungan bagi manusia," jelasnya seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (13/1).

Menurutnya, kebijakan pertanian Indonesia saat ini belum mendukung target penurunan emisi. Misalnya, Program Food Estate yang dikembangkan di kawasan hutan dan lahan gambut yang memperburuk krisis iklim dan menyebabkan hilangnya 427,2 ton karbon per hektare lahan gambut yang dikonversi.

Anggaran yang tidak kecil untuk Food Estate, dengan mempertimbangkan dampaknya terhadap sektor pertanian dan lingkungan, dapat dialihkan untuk program pertanian yang lebih berkelanjutan.

Faisol menambahkan, dengan kontribusi sektor industri pertanian, kehutanan dan perikanan Indonesia sebesar 1,29 juta ton setara karbon dioksida (Mt CO2eq), Indonesia menghadapi tantangan berat dalam mencapai target netral karbonnya.

Strategi nol emisi karbon pemerintah perlu fokus pada beberapa hal, seperti meningkatkan produktivitas dan intensitas tanaman, pertanian terpadu, serta mengurangi kehilangan dan pemborosan pangan.

 

Kebijakan pertanian juga perlu diarahkan untuk menghasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan menjamin keamanan gizi, namun tanpa merusak lingkungan dan memperburuk perubahan iklim.

 

Target nol emisi karbon juga menunjukkan urgensi adopsi pertanian berkelanjutan secara luas dan memungkinkan sektor pertanian menjadi lebih tangguh sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani dalam jangka panjang.

 

Transisi pada praktik pertanian berkelanjutan juga akan membuka peluang untuk transfer pengetahuan dan investasi kerja sama internasional dalam teknologi pertanian dan pangan.

Akses ke informasi, teknologi, pelatihan dan jaring pengaman sosial yang dirancang dengan baik diperlukan untuk mendorong ketahanan yang lebih besar di daerah pedesaan, tempat tinggal sebagian besar petani Indonesia.

Akses yang sama ke sumber daya air untuk irigasi pertanian, disertai dengan pengelolaan air yang tepat melalui pendekatan lanskap akan memungkinkan petani untuk mengintensifkan produktivitas lahan mereka.

"Pemerintah perlu mengkaji ulang undang-undang, peraturan dan kebijakannya di sektor pertanian maupun di sektor terkait lainnya seperti perdagangan, perindustrian, dan pertanahan, untuk menyingkirkan hal-hal yang menghambat pencapaian target nol emisi karbonnya, seperti pada pengembangan Food Estate," pungkas Faisol. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Polycarpus
Berita Lainnya