Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Menanti Rebound IHSG di Perdagangan Hari Terakhir 2022

Fetry Wuryasti
30/12/2022 13:53
Menanti Rebound IHSG di Perdagangan Hari Terakhir 2022
Pekerja membersihkan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (18/11).(Antara)

HEAD of Technical Analyst Research BNI Sekuritas Andri Zakarias Siregar mengatakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang mengalami rebound terbatas dalam konsolidasi pada perdagangan terakhir di 2022, Jumat (30/12).

"IHSG berada dalam tren menguat selama di atas level 6.885. Jika ditutup harian di bawah 6.855, IHSG masih berpeluang koreksi dengan target 6.784, 6.715. Jika rebound, IHSG berpeluang menuju level 6.982," kata Andri, Jumat (30/12).

Head of Research NH Korindo Sekuritas Indonesia Liza Camelia Suryanata mengatakan minat beli investor kembali masuk, saat IHSG sempat overshoot sampai level rendah 6.786, menandakan bull (penguatan) masih punya harapan untuk berjaya.

"Hari ini akan dicoba penguatan lebih lanjut yang lebih solid, terlebih didukung oleh sentimen regional market; dengan berusaha menuju ke level 6.950-6.960 (up to 7000), agar membuahkan posisi akhir tahun IHSG yang lebih cantik di hari perdagangan terakhir 2022 ini," kata Liza.

Sebagian besar bursa regional Asia Pasifik mengalami penurunan kemarin (29/12). Kospi di Korea Selatan mencatat koreksi 1,93%.

Korea Selatan melaporkan penurunan retail sales sebesar 1,8% secara bulanan (MoM) untuk November 2022, penurunan bulanan sebanyak tiga kali berturut-turut.

Di sisi lain Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami kenaikan. Hong Kong mencatat defisit neraca perdagangan sebesar HK$ 27,1 miliar pada November 2022.

Dari Amerika Serikat (AS), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,05%, begitu juga dengan S&P 500 yang mencatat kenaikan 1,75%.

Bahkan indeks Nasdaq naik lebih tinggi sebesar 2,59%. Initial jobless claims atau angka pengangguran AS untuk minggu yang berakhir pada 24 Desember 2022 mencapai 225.000, naik dari data sebelumnya di 216.000.

Ini menandakan perekonomian AS mulai slowing down, sehingga market berharap bank sentral AS bisa mengerem laju kenaikan suku bunga acuan.

Data ekonomi itu pun memicu turunnya yield obligasi negara sehingga memberikan sentimen positif bagi saham-saham teknologi dengan pertimbangan pertumbuhan pendapatan pekerja akan melambat.

"Penguatan ini AS diperkirakan didukung dari data US jobless claim, in-line dengan konsensus yang memperkirakan kenaikan angka pengangguran, yang mendukung kemungkinan soft landing dari perspektif investor mengingat terjadi sell-off di hari Rabu sebelumnya," kata Head of Equity Research, Strategy, Banking Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya