RISET grup Bank Mandiri menemukan perilaku belanja masyarakat sudah kembali ke normal. Pola yang stabil terlihat sejak September hingga Desember ini.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengatakan memasuki Desember, secara bulanan belanja masyarakat mulai mengalami kenaikan baik dari sisi nilai maupun frekuensi.
Faktor-faktor yang mendorong kenaikan belanja yaitu yang terkait dengan restoran, supermarket dan fesyen, yang menjelang akhir tahun ini mengalami kenaikan. Selain itu, belanja terkait dengan travelling juga meningkat.
Berdasarkan wilayah, belanja di daerah-daerah penghasil komoditas seperti Kalimantan, Sumatera, maupun Sulawesi relatif lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya. Tetapi memang ada kecenderungan belanja di Bali dan Nusa Tenggara justru turun berada di bawah level 100 dalam beberapa minggu terakhir, setelah sempat mengalami pemulihan yang cukup solid.
"Kemungkinan ada kaitanya dengan dampak dari kenaikan harga BBM, yang kemudian tecermin dalam akselerasi harga-harga. Kedua, mungkin ada beberapa acara yang membatasi mobilitas masyarakat. Sehingga masyarakat cenderung menahan ataupun membatalkan kunjungan ke Bali," kata Yudo, dalam paparan outlook 2023 Bank Mandiri, Selasa (20/12).
Mandiri Spending Index menunjukkan sejak Mei 2022, belanja masyarakat relatif stabil dalam periode lama. Ini mengindikasikan bahwa belanja masyarakat sudah sebelum era pandemi. Tetapi di sisi lain, perilaku masyarakat dalam berbelanja juga sudah balik lagi seolah tidak ada pandemi.
Memasuki Desember ada kecenderungan belanja masyarakat yang mengalami kenaikan. Dalam konteks bulanan, seiring dengan inflasi yang semakin jaga ada kecenderungan mengalami penurunan, membuat belanja masyarakat mengalami lonjakan.
Artinya polanya sudah mulai masuk musiman, di mana menjelang akhir tahun belanja masyarakat naik. Secara pertumbuhan bulanan Desember dibandingkan November, belanja masyarakat tumbuh sebesar 13,6% untuk value, dan 13,1% untuk volumenya.
"Ke depan kami memprediksikan seiring terjaganya inflasi, belanja masyarakat akan terus berdaya tahan dan meningkat," ujarnya.
Seluruh indikator konsumsi di 2022 dibandingkan dengan 2 tahun terakhir, cenderung mengindikasikan positif, terlihat dari Mandiri Spending Index secara volume, kemudian indeks kepercayaan konsumen Bank Indonesia, indeks penjualan ritel secara umum sepanjang tahun 2002 2 berada di atas level tahun 2021 maupun 2020.
"Walaupun menjelang akhir tahun ini dibandingkan akhir tahun lalu ketika relaksasi mobilitas sosial, membuat belanja langsung naik. Belanja di kuartal IV-2022 tidak lebih tinggi dibandingkan dengan belanja di kuartal IV-2021. Tapi secara umum rata-rata di tahun 2022 relatif lebih baik dibandingkan dengan 2021," kata Yudo.
Sejak kenaikan BBM di bulan September, belanja masyarakat memasuki bulan Desember itu mulai menunjukkan pembalikan arah setelah mengalami tren yang menurun. Artinya dampak kenaikan BBM di bulan September mulai berkurang ketika memasuki bulan Desember ini. (E-3)