RI Dorong Investasi Berkelanjutan untuk Gap Pembiayaan

Insi Nantika Jelita
08/7/2022 10:29
RI Dorong Investasi Berkelanjutan untuk Gap Pembiayaan
Delegasi negara G20 mengikuti Trade, Industry, and Investment Working Group (TIIWG) Presidensi G20 di Solo, Jawa Tengah Rabu (6/7)(Antara)

PEMERINTAH Indonesia menyerukan negara anggota G20 agar mengambil peran dalam mendorong investasi berkelanjutan untuk menunjang pemulihan ekonomi global dan menutup kesenjangan pembiayaan proyek hijau.

Hal ini disampaikan Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM Riyatno pada sidang sesi ketiga dalam Pertemuan Kedua Trade, Investment, and Industry Working Group (TIIWG) G20/2nd Meeting TIIWG G20 di Kota Surakarta, Jawa Tengah, Kamis (7/7).

"Kita perlu menutup ketimpangan ini dengan cara mendorong investasi yang lebih berkelanjutan, khususnya di bidang energi terbarukan," ujarnya.

Pemerintah mencontohkan ketimpangan itu terjadi pada harga jual beli kredit karbon (carbon credit) dari proyek hijau yang bersumber dari negara maju. Hal itu diklaim jauh lebih mahal. Di negara maju harga karbon senilai US$100, sedangkan di negara berkembang hanya US$10.

Namun, saat ditanyakan berapa komitmen pembiayaan berkelanjutan yang ingin disepakati, Riyatno mengaku belum ada nilai konkret yang bisa diumumkan dalam forum TIIWG.

"Forum ini sifatnya multilateral, kalau soal konkret pendanaan itu sifatnya bilateral. TIIWG lebih ke arah kebijakan dan kita memfasilitasi setiap masukan dari negara-negara G20," ucapnya.

Indonesia menekankan supaya ada kesepakatan mengenai perangkat kebijakan, best practices serta berkolaborasi antar semua negara anggota G20 yang dibutuhkan untuk keberlangsungan ekonomi global.

Beberapa inisiatif yang bisa dikolaborasikan bersama UNCTAD (The United Nations Conference on Trade and Development), seperti skema promosi outward investment (investasi ke luar negeri), mendorong diseminasi teknologi energi terbarukan.

"Juga kerja sama melalui pasar karbon, instrumen fasilitasi investasi, dan bantuan teknis,” jelas Riyatno.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono selaku Chair TIIWG G20 mengungkapkan, pada rangkaian persidangan ini, masing-masing perwakilan negara G20 dan tamu undangan menyampaikan masukannya terkait isu investasi berkelanjutan.

“Masukan ini sangat bervariasi. Tapi sejauh ini menunjukkan sinyal yang positif dalam mendukung penyelesaian isu-isu yang menjadi fokus pada TIIWG kali ini,” kata Djatmiko.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan ini, Indonesia selaku Presidensi G20 tahun 2022, berkolaborasi dengan UNCTAD akan menyebarkan kuisioner kepada seluruh negara anggota G20. Ini untuk membuka ruang yang lebar guna mendapatkan masukan sebagai bahan pertimbangan dalam mewujudkan investasi berkelanjutan. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya