Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Jumat (10/6), pukul 07.00 WIB, di halaman Pasar Rawamangun dan Pasar Kramat Jati dihadirkan pasar murah oleh PD Pasar Jaya dan Perum Bulog. Kedua instansi itu menjual daging sapi beku asal Australia senilai Rp80 ribu-Rp89 ribu per kilogram. Murah? Tentu saja, karena daging sapi di pasaran nyaris tak ada yang dihargai di bawah Rp100 ribu/kg. Bahkan, rata-rata masih sekitar Rp120 ribu/kg. Namun, lucunya, meski PD Pasar Jaya dan Bulog menjajakan daging mereka dengan harga murah, tak semua pengunjung pasar murah tertarik membelinya. Suryati, 54, misalnya, mengaku tidak terkesan dengan daging sapi beku asal 'Negeri Kanguru' itu. Ibu satu anak itu malah memilih untuk membeli daging sapi segar yang dijual di dalam Pasar Kramat Jati dengan harga Rp120 ribu/kg. Alasannya simpel.
"Lebih suka saja. Lagian yang ini dagingnya baru. Yang beku suka sudah beberapa hari kan," kata Suryati. Ia mengaku sudah pernah membeli dan mengonsumsi daging sapi beku. Menurut dia, daging jenis itu rasanya kurang enak dan hambar sehingga enggan membelinya lagi. "Daging beku enggak ada rasanya. Ciri khas bau dagingnya saja enggak ada. Hambar gitu deh karena kelamaan didinginin, kali, ya?" Akan tetapi, tidak semua pengunjung sealur dengan Suryati. Sebagian bahkan tidak mempermasalahkan daging segar atau beku. Yang penting dagingnya bagus dan harganya murah. "Kita beli juga dibekukan di kulkas buat stok. Sama saja, yang penting dagingnya bagus," ujar Erika, 61, sembari menenteng 1 kg daging sapi beku yang baru saja ia beli Rp80 ribu.
Ia justru menilai daging sapi segar yang dijual di dalam pasar banyak mengandung air sehingga kadang dia merasa tertipu antara timbangan dan hasil daging yang dia masak. Erika pun mengapresiasi adanya pasar murah daging yang diadakan pemerintah karena membuat pilihan lebih banyak ke masyarakat. "Lagian, harga daging sekarang Rp120 ribu/kg itu kemahalan banget. Padahal kalau mau bikin rendang, enggak cukup beli daging cuma sekilo," cetus Erika. Menteri Perdagangan Thomas Lembong yang pagi itu ikut blusukan ke pasar murah menilai daging beku lebih higienis karena tidak rentan terhadap kuman.
Kata dia, kuman bakal mati saat daging dibekukan. "Di negara kaya atau negara maju tidak ada yang beli daging segar. Semua beli daging beku di supermarket. Dimasukkan ke kulkas. Begitu mau dipakai, ya, dilelehkan satu malam sebelumnya," ujar Lembong. Ia bahkan punya rencana mengarahkan industri rumah potong hewan (RPH) di Indonesia memproduksi daging beku. Dengan begitu, ongkos produksi dan ongkos angkut akan terpotong. "Jadi, industri bisa memasok daging beku dan pemerintah bisa stok hingga beberapa bulan," bebernya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved