Asosiasi Penerbangan Setuju Tiket Pesawat Naik

Insi Nantika Jelita
15/3/2022 14:53
Asosiasi Penerbangan Setuju Tiket Pesawat Naik
Ilustrasi(Antara )

KETUA Asosiasi Pengguna Jasa Penerbangan Indonesia (Apjapi) Alvin Lie mendukung rencana kenaikan tarif tiket pesawat. Dia mengusulkan agar kenaikan itu bisa menyasar pada kelas bisnis atau business class saja. 

Harga avtur yang melonjak akibat konflik Rusia-Ukraina bakal berdampak pada biaya operasional perusahaan maskapai. Sehingga, opsi penyesuaian tiket pesawat menjadi pilihan.

Baca juga: Kapolri Pastikan Awasi Alur Distribusi dan Harga Minyak Goreng di Pasar

"Kemungkinan kenaikan (tiket pesawat) itu bisa lebih banyak dibebankan pada business class. Kalau naik ya seminimal mungkin juga," ujarnya dalam konferensi pers Apjapi secara virtual, Selasa (15/3). 

Alvin juga menekankan rencana kenaikan tarif pesawat sebaiknya tidak permanen. Dia tak setuju jika Kementerian Perhubungan memberlakukan kenaikan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB) dalam waktu dekat

"Kami juga berharap ppertimbangan ini bukan permanen. Kami ingin airline memberlakukan harga tiket yang fleksibel," ujarnya. 

Pengamat penerbangan ini memaklumi jika ada rencana kenaikan tiket pesawat karena harga avtur yang melambung. Namun, jika konflik Rusia-Ukraina meredam, diharapkan harga tiket bisa kembali normal kedepannya.

PT Pertamina (Persero) sendiri telah menaikkan harga bahan bakar pesawat atau avtur sebesar US$1,5 per liter yang berlaku dari 1-14 Maret 2022.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Denon Prawiraatmadja mendukung soal rencana penyesuaian tarif pesawat untuk menggeliatkan bisnis maskapai. 

Pasalnya, banyak perusahaan maskapai yang mengalami masalah finansial karena sepinya penumpang akibat kondisi pandemi.

"Apabila pertimbangan ini disepakati seluruh maskapai, tentu akan menjadi relaksasi bagus bagi maskapai. Karena banyak dari mereka yang tengah recovery akibat covid-19," ucapnya. 

Di satu sisi, dia berharap wacana kebijakan tersebut tidak membebankan masyarakat di tengah animo masyarakat untuk berwisata saat ada pelonggaran syarat penerbangan domestik. Hal ini guna menjaga momentum pemulihan ekonomi dan pariwisata di Tanah Air.

"Industri penerbangan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, tapi jangan masyarakat mengorbankan hal besar," tutupnya. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya