Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Shell dan British Petroleum Cabut dari Rusia

Insi Nantika Jelita
01/3/2022 12:19
Shell dan British Petroleum Cabut dari Rusia
Salah satu perusahaan minyak Rusia, Gazprom, menjadi sponsor klub sepakbola di Jerman.(AFP)

DUA raksasa perusahaan minyak dan gas (migas) multinasional, Shell dan British Petroleum (BP) mencabut seluruh bisnisnya di Rusia akibat invasi negeri itu ke Ukraina. Shell, perusahaan minyak terbesar di Eropa pada Senin (28/2), mengatakan akan keluar dari usaha patungan dengan Gazprom, perusahaan raksasa gas alam Rusia.

Shell bergabung dengan BP yang sudah lebih dulu menyatakan akan menjual hampir 20% sahamnya di Rosneft, perusahaan minyak yang dikendalikan Rusia.

Deklarasi kembar ini, masing-masing melibatkan investasi miliaran dolar, menunjukkan rasa tidak hormat dalam berurusan dengan Moskow ketika tentara Rusia menyerang Ukraina dan memaksa ratusan ribu pengungsi melarikan diri.

Shell selama ini berhati-hati membina hubungan strategis dengan Gazprom, bahkan memberikan pembiayaan dan jaminan untuk pipa Nord Stream 2 yang kontroversial dari Rusia ke Jerman, yang sekarang diblokir. Namun, semuanya sudah berakhir saat ini.

"Kami terkejut dengan hilangnya nyawa di Ukraina, yang kami sesalkan, akibat tindakan agresi militer yang tidak masuk akal," kata Ben van Beurden, kepala eksekutif Shell, dalam sebuah pernyataan.

Keputusan Shell akan memberi tekanan pada TotalEnergies, perusahaan raksasa energi Prancis, untuk menjual kepemilikan gas Rusia yang cukup besar. Exxon Mobil juga memiliki proyek Rusia yang cukup besar. Ada banyak hal yang dipertaruhkan di sini bagi perusahaan Rusia dan Barat, termasuk kehilangan keuntungan.

BP sendiri dilaporkan sempat menginvestasikan US$8 miliar dalam usaha patungan pada 2003 dengan sekelompok oligarki Rusia dalam menerapkan teknologi dan pengetahuannya untuk meningkatkan operasi.

Usaha itu berkembang di tahun-tahun awalnya, tetapi perselisihan di antara para mitra berkobar, dan BP menjual sahamnya ke Rosneft, mengambil uang tunai $12,5 miliar dan saham besar di perusahaan Rusia.

Tak hanya Shell dan BP yang hengkang dari Rusia, pada Senin (28/2) kemarin, perusahaan energi multinasional Norwegia, Equinor juga mengatakan akan menghentikan investasi baru ke Rusia dan memulai proses keluar usaha patungan di sana.

"Dalam situasi saat ini, kami menganggap posisi kami tidak dapat dipertahankan," kata Anders Opedal, presiden dan kepala eksekutif perusahaan, dalam sebuah pernyataan.

Investasi Equinor di Rusia terbilang kecil dengan memproduksi sekitar 30.000 barel per hari atau sekitar 1,5% dari total produksi perusahaan. (New York Times/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya