Headline

KPK akan telusuri pemerasan di Kemenaker sejak 2019.

Belum Waktunya Robot Jadi Pelayan

Arv/The Telegraph/E-2
19/4/2016 10:30
Belum Waktunya Robot Jadi Pelayan
(kurzweilai.net)

NAMANYA juga robot, terbuat dari mesin dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) manusia yang saat ini kecanggihannya masih terbatas. Alhasil, mereka pun rawan eror.

Hal itu seperti dialami tiga pengusaha restoran di Tiongkok yang terpaksa 'memecat' robot-robot mereka dan beralih kembali ke tenaga manusia.

Awalnya, robot-robot dipekerjakan sebagai pelayan untuk mempermudah sekaligus daya tarik bagi beberapa restoran di Shenyang, Tiongkok.

Ide tersebut memang menarik dari mata pengusaha.

Robot bisa bekerja 8 jam penuh tanpa istirahat pun keluh, tidak perlu digaji, dan tidak perlu khawatir mereka berdemo.

Namun, segala macam kelebihan tersebut tampaknya masih belum didukung dengan teknologi yang memadai sehingga terjadilah kerugian-kerugian akibat robot yang belum terprogram dengan baik.

Para robot pelayan itu ternyata ceroboh.

Mereka tidak bisa melakukan tugas-tugas sederhana, seperti mengambil pesanan, menuangkan minuman, atau menyajikan sup.

Sama halnya dengan yang diungkapkan salah satu manajer restoran.

"Keterampilan mereka agak terbatas. Mereka tidak bisa menuangkan air untuk pelanggan dan tidak bisa pula mereka menerima perintah."

Robot-robot itu juga tidak jarang mengalami 'kemacetan' sistem.

Setelah serangkaian keluhan pada restoran dilayangkan, dua restoran memutuskan untuk menghentikan pemakaian robot. Kembali ke manusia.

Sementara itu, satu restoran mempertahankan satu dari enam robot pelayan mereka.

Zhang Yun, pakar dari Universitas Guangdong of Technology, mengatakan robot memang dapat unggul ketika diberikan tugas yang berulang.

Namun, mereka akan mengalami kesulitan ketika harus berinteraksi dengan manusia.

"Robot memang akan banyak digunakan dalam industri manufaktur di masa depan karena banyak tugas yang berulang-ulang. Masih diperlukan pengembangan lebih lanjut sebelum robot dapat bekerja secara efektif di sektor jasa," ujarnya.

Biaya mempekerjakan robot sendiri sebenarnya tidaklah murah-murah amat.

Ongkos untuk mempekerjakan satu unit robot bisa mencapai 50 ribu yuan atau sekitar Rp120 juta, ditambah lagi beberapa ratus yuan yang digunakan untuk menutup biaya kebutuhan pasokan listrik serta reparasi rutin.
Para pemilik restoran juga akhirnya mengakui kehadiran robot-robot tadi cuma berdampak positif dalam memancing para pelanggan masuk ke restoran saja, sedangkan tugas-tugas lain tetap lebih baik dijalankan manusia.

Yah, paling tidak robot-robot tersebut tidak meminta tunjangan karena mendadak dipecat. (Arv/The Telegraph/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya