Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Sociopreneur Beri Manfaat bagi Masyarakat lewat Peluang Usaha

Ghani Nurcahyadi
22/3/2021 07:42
Sociopreneur Beri Manfaat bagi Masyarakat lewat Peluang Usaha
Diskusi mengenai Sociopreneur(Dok. Pirbadi)

PENGEMBANGAN wirausaha di masyarakat bisa diarahkan menuju sociopreneur, yaitu gerakan  wirausaha yang tidak melupakan aspek sosial, sehingga masyarakat sekitar pun bisa mendapatkan manfaat nyata dari gerakan wirausaha tersebut. 

Penggiat Sociopreneur, Nadia Hasna Humaira mengatakan, metode sociopreneur bisa diaplikasikan lewat media sosial. Hal itu ia lakukan saat membantu tenaga kerja Indonesia di Malaysia saat masih kuliah di Malaysia. Ia membentuk wadah komunitas yang memberi info mengenai peluang usaha, salah satunya ialah gerai kopi rumahan. 

"kami membantu dan mensosialisasikannya melalui media sosial dan juga marketing mouth to mouth (dari mulut ke mulut) ternyata kami pandang efektif. Langkah kecil seperti ini dipandang mampu menjadikan usaha seseorang menjadi lebih dikenal, dan tanpa sadar, kami membantu orang secara tidak langsung,”kata Nadia dalam Sociopreneur Discussion, Kopi Sang Primadona. 

Kini, Nadia juga memfasilitasi pelatihan barista untuk dikirim bekerja di sejumlah negara di Kawasan Timur Tengah. Pelatihan dilakukan dalam tentang waktu tertentu sebelum mulai bekerja di negara tujuan. 

Chief Financial Officer Bina Mutu Bangsa, Bayu Hardjodisastro mengatakan, marketing yang mengandalkan kekuatan word of mouth termasuk salah satu dari strategi marketing 4.0 yang mempadukan antara pemasaran secara online (daring) dan offline (luring) atau tatap muka. 

Dari strategi marketing tersebut maka advocacy termasuk salah satu dari konsep customer path (5A), yakni aware, appeal, ask, act, dan advocacy. Konsep yang diperkenalkan oleh Hermawan Kertajaya ini menyebutkan, setelah konsumen mengenali produknya, kemudian mereka tertarik terhadap produk tersebut, menanyakan detail produknya, sehingga akhirnya mereka membeli, sampai merekomendasikan penggunaan barang atau jasa tersebut kepada teman atau anggota komunitasnya.

“Itu sebabnya, penting bagi mereka yang bergerak di bidang bisnis penjualan produk secara daring, untuk mengepung semua informasi tentang produk dan jasanya, pada berbagai platform di media sosial mulai dari IG, FB sampai Google Business,“ papar Bayu. 

Baca juga : Bangga Produk Lokal dengan Fesyen Gozeal

Ia berbagi salah satu tips pemasaran melalui media sosial, yang penting untuk dijaga adalah kaitan produk satu dengan lainnya (dalam sistem algoritma), sehingga konsumen yang tertarik dengan satu jenis produk, akan digiring pada produk sejenis oleh platform media sosialnya. Selain itu, perlu  juga digali minat agar konsumen tersebut melakukan repeat order atau memesan ulang produknya, sehingga produsen terkait perlu berkreasi menghasilkan produk lainnya secara berkesinambungan.

Manager Operasional Kopi Daong Kevov Rhamli  juga aktif dalam Komunitas Kopi Bogor dan juga Komunitas “Puncak Menyeduh” ini, punya obsesi agar lebih banyak lagi orang yang mengonsumsi kopi hitam sebagai rasa kopi yang asli (original). 

Dengan jumlah anggota yang cukup besar, 200 orang di Komunitas Kopi Bogor dan lebih dari 100 orang di Komunitas Puncak Menyeduh, mereka aktif menggelar event untuk menghidupkan atau mensosialisasikan lagi minum kopi seduh black coffee.

Sementara itu Ahmad Zuhdi, perencana bisnis kopi (coffee business planner) Ahmad Zuhdi melihat animo yang cukup besar dari anak muda masa kini dalam bisnis kopi, sehingga di sekitar Kabupaten sampai Kota Bogor terdapat sekitar 500 coffee shop yang terdaftar, belum termasuk usaha kopi rumahan dan  warung kopi. 

"Jika ingin memperoleh modal usaha tetapi yang kita miliki masih sebatas ide bisnis, kita dapat mengajukan proposal ide bisnis tersebut kepada pemodal ventura (venture capital) atau para investor pemilik modal. Kalau sudah bertemu dengan mereka, kita mempresentasikan ide bisnis kita, ingin membangun usaha apa, lantas menyajikan latar belakang, portfolio diri kita sebagai personal branding," ujarnya. 

Secara umum ia menggambarkan berbagai tahapan dalam penyajian ide ataupun upaya untuk menghimpun dana mulai dari product development (pengembangan produk); market size; point of interest; businesss model; membaca situasi kompetisi dan siapa kompetitor; pentingnya modifikasi; fund raising; dan eksekusi menjual atau menghasilkan barang (jasa) sebagai tujuan akhir. (RO/OL-7) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik