Headline

Mantan finalis Idola Cilik dan kreator konten juga memilih menikah di KUA.

Fokus

Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan

Konsolidasi Koperasi Mampu Sejahterakan Hidup Petani

Insi Nantika Jelita
01/3/2021 14:50
Konsolidasi Koperasi Mampu Sejahterakan Hidup Petani
Menkop UKM Teten Masduki saat mengunjungi Koperasi Tani Hijau Makmur (Koperasi Pisang Mas) di Kabupaten Tanggamus, Lampung, Minggu (28/2).(Dok.Menkop UKM)

MENTERI Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki mendorong petani-petani berlahan sempit di kebun pisang di Desa Sumber Rejo, Kabupaten Tanggamus, Lampung, melakukan konsolidasi dengan berkoperasi.

Menurutnya, untuk memakmurkan perekonomian petani, tidak bisa dikerjakan sendiri, baik dalam memasarkan produk pisang mereka maupun mendapatkan permodalan. Hal itu disampaikan Teten saat mengunjungi Koperasi Tani Hijau Makmur (Koperasi Pisang Mas) di Kabupaten Tanggamus, bersama Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (BPN) Sofyan Djalil, Minggu (28/2).

"Konsolidasi petani-petani perorangan yang berlahan sempit itu bisa menjadi kelompok dalam satu koperasi skala ekonomi. Ini kamu harapkan justru bisa melahirkan kesejahteraan petani, termasuk juga bisa membangun sistem produksi pangan lebih baik," ungkap Teten.

Dia mengungkapkan, koperasi-koperasi sektor agrikultur di Belanda, Australia atau Selandia Baru memiliki unit pengolahan, karena dikatakan tidak semua produk dianggap memenuhi standar. Hal ini yang diinginkan Teten terhadap petani-petani di Tanggamus, agar mengolah hasil pisang mereka dengan baik untuk menarik minat pasar.

Perkebunan pisang tersebut merupakan binaan sekaligus mitra dari PT Great Giant Pineapple (GGP). Perusahaam tersebut diketahui juga memproduksi pisang, nanas, dan beberapa jenis buah lainnya di lahan seluas 33 ribu hektare.

"Tidak semua buah segar itu bisa diserap oleh pasar. Ada yang tidak memenuhi standar, ya itu harus diolah. Bisa dibikin keripik, tepung, pisang, selai, dan lainnya. Harus ada koperasi yang mengolah itu dan memasarkannya," jelas Teten.

Dia juga mengatakan, pengembangan pisang mas di Tanggamus, juga dapat dijadikan contoh atau model di perkebunan lainnya di Tanah Air.

Sebanyak 820 orang petani tersebut dilaporkan telah berhasil mengekspor 64 ton pisang per bulan per hektare atau 14.266 box pada 2020 ke Tiongkok, Malaysia, Singapura, dan Timur Tengah.

Dikutip dari laman Kementerian Pertanian, GGP merupakan salah satu perusahaan yang dianggap sukses mengantarkan jenis pisang cavendish memasuki pasar ekspor di empat negara sejak beberapa tahun silam.

Data ekspor menunjukkan tren peningkatan. Pada 2017 volume ekspor pisang Cavendish asal Lampung berjumlah 14.757 ton dan triwulan pertama tahun 2018 berjumlah 5.581 ton. Saat ini, jenis pisang mas itu dijual sebesar 2.500/kg.

Sementara itu, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil menuturkan, selama ini tanah perhutanan sosial yang dibagikan ke masyarakat dianggap kerap tidak dimanfaatkan bahkan digadaikan. Karena itu, dia mendukung program Kemenkop UKM yang mendorong petani bergabung dalam koperasi sehingga pengelolaan tanah untuk pertanian dapat maksimal.

Sementara itu, Bupati Tanggamus Dewi Hanjayani menuturkan, dari 283 koperasi, hanya 82 unit yang aktif. Karena itu, pihaknya memerlulan dukungan 141 koperasi untuk mendapat pendampingan petani di perkebunan Tanggamus.

"Dengan bantuan pemerintah diharapkan dapat membangkitkan koperasi dan ekonomi di tengah pandemi. Sehingga bila ini terwujud semua dapat berjalan dengan baik," pungkasnya. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya