Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
BANK Indonesia (BI) baru saja merilis Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir triwulan IV-2020 yang tumbuh sebesar 3,5% (yoy) atau menurun dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan III-2020 yang tumbuh sebesar 3,9% (yoy).
Secara rinci, ULN pada triwulan IV-2020 sebesar US$ 417,5 miliar, terdiri dari ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) sebesar US$ 209,2 miliar dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar US$ 208,3 miliar.
Baca juga: Usai Libur Imlek, IHSG Menguat 45 Poin
"Perlambatan ULN ini terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan ULN swasta," ungkap Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dilansir dari keterangan resmi, Senin (15/2).
Lebih lanjut, pada triwulan IV-2020, ULN Pemerintah tercatat sebesar US$ 206,4 miliar atau tumbuh 3,3% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan triwulan III-2020 sebesar 1,6% (yoy).
Perkembangan ini, lanjut Erwin, didukung oleh terjaganya kepercayaan investor sehingga mendorong masuknya aliran modal asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN), di samping adanya penarikan sebagian komitmen pinjaman luar negeri untuk mendukung penanganan pandemi covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
"ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, yang diantaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,9% dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,7%), sektor jasa pendidikan (16,7%), dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,9%), serta sektor jasa keuangan dan asuransi (11,1%)," tuturnya.
Di lain pihak, pertumbuhan ULN swasta pada akhir triwulan IV-2020 tercatat 3,8% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya sebesar 6,2% (yoy).
Perkembangan ini didorong oleh melambatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (PBLK) serta kontraksi pertumbuhan ULN lembaga keuangan (LK) yang lebih dalam.
"Pada akhir triwulan IV 2020, ULN PBLK tumbuh sebesar 6,4% (yoy), melambat dari pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 8,4% (yoy). Selain itu, kontraksi ULN LK tercatat sebesar 4,7% (yoy), lebih besar dari kontraksi pada triwulan sebelumnya yang tercatat 0,9% (yoy)," kata Erwin.
Berdasarkan sektornya, ULN terbesar dengan pangsa mencapai 77,1% dari total ULN swasta bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara dingin (LGA), sektor industri pengolahan, dan sektor pertambangan dan penggalian.
Erwin menegaskan bahwa dengan perkembangan ini, struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Struktur ULN yang sehat tersebut tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir triwulan IV-2020 yang tetap terjaga di kisaran 39,4%, meskipun meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 38,1%.
Baca juga: Bandara Soetta Layani 2 Rute Penerbangan Tersibuk di Dunia
Struktur ULN Indonesia yang tetap sehat juga tercermin dari besarnya pangsa ULN berjangka panjang yang mencapai 89,1% dari total ULN.
"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," pungkasnya. (OL-6)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved