Headline

Pansus belum pastikan potensi pemakzulan bupati.

Perbankan Syariah Stabil di Tengah Pandemi

M. Ilham Ramadhan Avisena
29/12/2020 13:59
Perbankan Syariah Stabil di Tengah Pandemi
Nasabah mengambil uang di ATM Bank Syariah Mandiri, Jakarta, Rabu (14/10).(Antara)

MENTERI Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kinerja perbankan syariah tetap dalam kondisi stabil dan tetap tumbuh di tengah pandemi covid-19. Itu berbeda dengan kinerja perbankan konvensional yang tertekan akibat dampak wabah tersebut.

"Kinerja perbankan syariah justru cenderung stabil dan tumbuh lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional," tuturnya dalam Sharia Business and Academic Strategy (SBAS) 2020 yang digelar secara virtual, Selasa (29/12).

Hingga September 2020, aset perbankan syariah tumbuh 10,97%, lebih tinggi ketimbang aset perbankan konvensional yang hanya tumbuh 7,77%. Lalu, kata Sri Mulyani, aset perbankan syariah saat ini mencapai Rp575,85 triliun.

Dana Pihak Ketiga (DPK) di perbankan syariah juga tercatat tumbuh 11,56%, sedikit lebih tinggi dari tingkat DPK di perbankan konvensional yang tumbuh 11,49%.

Akan tetapi, penurunan pembiayaan atau kredit pada perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan 9,42%. Angka itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran yang dilakukan oleh perbankan konvensional yang tercatat hanya tumbuh 0,55%.

Sri Mulyani yang juga Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) itu memerinci angka rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) dan angka pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) perbankan syariah berada dalam kondisi stabil. Keduanya masing-masing berada dalam level yang baik yakni 23,5% dan 3,31%.

"Artinya bahwa industri terutama perbankan syariah memang memiliki posisi yang cukup stabil dan juga memiliki cukup loyalitas dari keseluruhan ekosistemnya," terangnya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan secara menyeluruh aset keuangan syariah dan tidak termasuk saham tercatat sebesar Rp1.710,16 triliun. Angka itu setara US$114,46 dengan market share sebesar 9,69% hingga September 2020.

Sedangkan di sisi pasar modal syariah, imbuh Menkeu, nilai kapitalisasi saham memang mengalami penurunan secara umum. Namun hingga medio 2019 pertumbuhan jumlah investor saham syariah per tahun mencapai 108%.

Bila dilihat pertumbuhannya dalam setahun terakhir hingga Juni 2020, jumlah investor saham syariah mengalami kenaikan 32% dibandingkan dengan posisi tahun sebelumnya pada 2019.

Tercatat dalam periode Januari hingga Juni 2020, peningkatan transaksi saham syariah sebesar 26%, atau 633 ribu transaksi dibandingkan periode sebelumnya 2019 yang hanya sebesar 501 ribu transaksi.

"Volume transaksi saham syariah pada masa Januari hingga Juni 2020 adalah sebesar 6,2 miliar saham dari 3,9 miliar pada  2019 atau dalam hal ini kenaikan sebesar 57%," jelas Sri Mulyani.

Perempuan yang karib disapa Ani itu bilang, kinerja dan capaian positif keuangan syariah tersebut dapat menjadi modal yang baik untuk pengembangan ekosistem keuangan syariah nasional. Hal itu, kata dia, perlu dijaga dan dimanfaatkan mengingat potensi keuangan syariah Indonesia cukup besar. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya