Headline

Bansos harus menjadi pilihan terakhir.

27 Bank Jalankan Laku Pandai

Fathia Nurul Haq
23/3/2016 04:10
27 Bank Jalankan Laku Pandai
(ANTARA /YUSRAN UCCANG)

SETELAH tujuh bank melaksanakan pilot project Laku Pandai tahun lalu, 20 bank siap menyusul tahun ini. Tiga di antaranya sudah disetujui, sedangkan 17 lainnya tengah dalam pengkajian rencana bisnis bank (RBB) oleh pengawas.

"RBB-nya sudah dibahas karena ada beberapa bank yang harus punya kantor cabang di wilayah timur dulu baru bisa jalan (Laku Pandai-nya)," ujar Kepala Departemen Pengawasan Bank 3 Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Teguh Supangkat dalam acara Refleksi Perkembangan Layanan Keuangan tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) di Jakarta, Selasa (22/3).

Layanan Laku Pandai atau perbankan nircabang beserta penyederhanaan produk-produk keuangan merupakan inisiasi OJK dalam mewujudkan inklusi keuangan di Tanah Air.

Menurut Teguh, total sudah sembilan bank telah menjalani Laku Pandai, atau bertambah dua dari bank yang berpartisipasi sejak tahun lalu. Tujuh bank yang mendahuluinya disebut Teguh sebagai pilot project. Menurut rencana, dalam pengimplementasian penuh nanti, 27 bank yang mengajukan sidah siap untuk turut berpartisipasi.

Teguh melaporkan total agen yang beroperasi pada tahun pertama pelaksanaan Laku Pandai sudah mencapai 60.805 agen, dengan 60.804 agen di antaranya bekerja untuk bank dengan kategori BUKU 3 dan 4. Agen-agen itu melayani 1.216.952 nasabah di seluruh Indonesia dengan total saldo yang terkumpul Rp67.578.537.360,-.

Mayoritas agen berdasarkan data OJK, yakni 59.354 agen, merupakan perorangan. Sebanyak 76% dari total agen beroperasi di Pulau Jawa.

Melihat capaian yang terbilang berhasil itu, 5 bank BUKU 3 dan 16 bank BUKU 1 dan 2, termasuk 14 bank pembangunan daerah (BPD) mengajukan partisipasi. Dengan tambahan pemain baru, tahun in Laku Pandai ditargetkan bisa meraup tabungan Rp2,6 triliun dan merekrut 167.524 agen baru.

"Saya rasa tantangan utamanya ialah literasi keuangan dan edukasinya. Kalau infrastruktur, bank yang mengajukan berarti infrastrukturnya sudah siap atau sedang disiapkan supaya target tercapai."


Kesejahteraan

Rektor Universitas Paramadina Firmanzah menilai Laku Pandai sejatinya merupakan jawaban untuk mendongkrak kesejahteraan di daerah rural. Contohnya, Kalimantan Timur yang perekonomiannya tengah kontraksi lantaran runtuhnya fondasi komoditas tambang. "Mestinya di Kalimantan Timur itu Laku Pandainya digalakkan. Bank-bank prioritas harus menjangkau daerah yang tingkat kemiskinannya paling rendah untuk mengakselerasi," kata Firmanzah.

Menurutnya, desain perekonomian yang tidak lagi terpusat di Jawa memungkinkan perputaran uang di luar Jawa memadai untuk pengelolaan bank. Namun, masyarakat di daerah tertinggal juga harus memahami cara kerja bank dan dapat memanfaatkannya.

Chief Economist of PT Bank Negara Indonesia (persero) Tbk (BNI) Ryan Kiryanto berpendapat, untuk menjalankan fungsi intermediasi di daerah, bank memerlukan regulasi yang lebih longgar. Jika fungsi intermediasi berjalan dengan baik, rasio Gini akan terkikis.

"Pada akhirnya aksesibilitas ke lembaga/perbankan semakin besar, tidak hanya terkonsentrasi di Jawa." (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya