Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

Padi Iradiasi Nuklir Aman Dikonsumsi

Puput Mutiara
21/3/2016 15:21
Padi Iradiasi Nuklir Aman Dikonsumsi
(berkahnandur.com)

BADAN Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengembangkan varietas padi unggul yang disebut Mutasi Unggul Iradiasi Batan (Mugibat). Sejak tahun 2012, bibit padi hasil iradiasi nuklir itu sudah tersebar di 24 Kabupaten/Kota seluruh Indonesia.

Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, bahwa kadar radiasi nuklir yang dipakai dalam pengembangan varietas padi cimelati sebagai indukan sangat rendah. Sehingga teknologi iradiasi tersebut tergolong aman untuk pangan.

"Kita pakai sinar gamma dengan kadar yang sudah diatur oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). Di negara lain seperti Rusia dan Amerika sudah dilakukan dan aman," ujarnya saat Panen Raya Varietas Padi Mugibat dan IB Sexing PO Kebumen di Kebumen, Jawa Tengah, Senin (21/3).

Berkat teknologi iradiasi, kata dia, varietas padi mugibat memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya batang yang semakin kokoh dan tahan rebah, tahan hama, serta mampu menghasilkan produktivitas hingga 11 ton perhektare.

Padahal, sebelumnya varietas padi cimelati yang notabene sebagai indukan maksimal dalam sekali panen hanya mampu 8-9 ton perhektare. Sementara potensi luasan sawah yang ada di Kebumen hampir 40 hektare.

"Tantangan ke depan, sering ditemui benih yang bukan asli mugibat. Kita harapkan kerja sama Pemda dan Dinas setempat mengatasi hal itu," tutur dia.

Menristek Dikti M Nasir menginstruksikan agar masalah kelangkaan bibit padi mugibat yang kerap dialami beberapa daerah, termasuk Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, segera diatasi. Perlu kerja sama antara para peneliti dengan petani di daerah.

"Jadi, hasil penangkaran bibit yang sekarang ada di Batan bisa disebarkan ke daerah. Nantinya, pusat penangkaran berada di bawah Dinas Pertanian di daerah," ucap Menristek.

Lebih lanjut, pihaknya akan terus mendorong kepala daerah untuk bisa mengalokasikan anggaran subsidi bibit padi mugibat. Diharapkan, petani memperoleh kemudahan dalam memanfaatkan varietas padi hasil teknologi nuklir.

Ia mengasumsikan, subsidi untuk 1 hektare sebesar Rp10-12 juta. Jumlah itu dinilai masih dalam batas kesanggupan Pemda mendanai subsidi hingga 10 hektare atau senilai Rp120 juta.

"Kami akan dorong ke arah sana, supaya petani semakin sejahtera," tukas dia.

Menanggapi hal tersebut, Bupati Kebumen M Yahya Fuad mengaku akan membicarakan hal tersebut dengan dinas terkait. Namun yang pasti, pengembangan varietas mugibat akan terus ditingkatkan.

Pasalnya, sambung dia, selama ini produksi padi di Kebumen rata-rata hanya 200 ribu ton gabah kering pertahun. Dengan memanfaatkan padi mugibat, selain meningkatkan produktivitas juga memiliki nilai tambah.

"Inovasi teknologi dengan riset diyakini bisa lebih cepat menyejahterakan masyarakat, terutama para petani yang hidup di bawah garis kemiskinan," pungkasnya.(OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya