Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Dampak Reduksi Subsidi Solar Harus Tertakar

16/3/2016 05:45
Dampak Reduksi Subsidi Solar Harus Tertakar
(ANTARA)

WACANA pemangkasan subsidi solar yang disuarakan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menjadi sebuah keniscayaan. Hanya, selain mempertimbangkan momentum murahnya harga minyak mentah dunia, perlu ada mekanisme penghitungan yang komprehensif dari penghematan.

“Pertimbangannya harus saksama. Jangan hanya dilihat momentum harga minyak turun, tapi juga mempertimbangkan hal lain seperti daya beli masyarakat,” ujar Wakil Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Arif Budi­manta di Gedung MPR, Jakarta, Selasa (15/3).

Selain itu, sambung dia, pemerintah harus memastikan pengalihan dana subsidi solar senilai Rp16 triliun tahun ini untuk kepentingan masyarakat banyak, seperti pembangunan infrastruktur dan pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT). “Skenarionya harus jelas, arah realokasi dana subsidi itu ke mana, wujudnya harus ada. Pemerintah perlu transparan,” tukasnya.

Di sisi lain, ia mengingatkan perlunya jaminan dampak pencabutan subsidi tidak akan berpengaruh pada penaikan harga solar. “Solar banyak digunakan untuk transportasi dan logistik. Ketika harganya naik imbas pemangkasan subsidi, tentu akan berdampak ke aspek lain seperti inflasi yang berpengaruh terhadap daya beli masyarakat,” tutupnya.

Keresahan terhadap wacana itu dirasakan para nelayan yang menjadi salah satu kelompok masyarakat yang dianggap berhak menikmati BBM subsidi tersebut. Mereka khawatir begitu subsidi dicabut, harga solar akan naik sehingga menambah beban biaya operasional dalam mencari ikan.

“Pemerintah tidak pro terhadap nelayan kalau sampai subsidi dicabut. Padahal, UU Perlindungan dan Pemberdayaan Nelayan sudah disahkan,” tegas Ketua Dewan Pembina Kesatuan Nelayan Tradisional (KNTI) Riza Damanik saat dihubungi, Selasa (15/3).

Dia menambahkan biaya BBM mencakup 60% dari total beban produksi nelayan. Ia mencatat setiap hari ada sekitar 116 nelayan yang beralih profesi. Hal itu menurun­kan tingkat konsumsi protein hewani sekitar 54% yang berasal dari suplai ikan. Selain mengganggu pemenuhan pangan domestik, kebijakan itu bakal menambah angka pengangguran. ”Konsumen solar subsidi itu sekitar 2 juta nelayan kecil dan menengah.” (Tes/E-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya