Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
HARGA cabai merah di tingkat pedagang eceran masih membumbung tinggi sejak pekan lalu. Saat ini, harga cabai merah masih sebesar Rp55 ribu per kilogram (kg) di pasar induk dan Rp60 ribu per kg di pedagang eceran. Musim penghujan yang membuat cabai merah sering membusuk diklaim menjadi biang kerok menjulangnya harga bahan pokok tersebut.
Karena itu, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengusulkan adanya pembenahan sistem logistik dan distribusi bahan-bahan pokok menggunakan kereta barang. Menurut dia, kereta barang lebih aman dan tahan terhadap cuaca ketimbang mengangkut dengan menggunakan truk.
"Apalagi saat musim hujan seperti saat ini. Jika masih menggunakan angkutan darat jalan raya, maka cabai dan bawang akan mudah busuk dan sangat berpeluang disabotase pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab untuk ditimbun," ungkap Abdullah melalui pesan singkat kepada Media Indonesia, Senin (14/3).
Faktor distribusi, kata dia, menyumbang 21% dari harga bahan pokok. Dia menilai pemerintah, yakni Kementerian Perhubungan, mestinya ikut memberikan subsidi distribusi untuk kebutuhan bahan pokok.
"Kalau pemerintah bersedia menyiapkan subsidi transportasi, ini akan menekan harga," tukasnya.
Abdullah juga menyarankan Kementerian Pertanian untuk menyediakan data pasokan bahan kebutuhan pokok secara riil dan akurat. Pasalnya, harga cabai merah dan bawang merah yang sudah naik sejak beberapa pekan yang lalu dikatakan Abdullah karena stok di pasar menipis. Dia mencetuskan Kementan selama ini hanya menyatakan pasokan bahan pokok ada, tetapi tidak menyebutkan jumlah produksi secara akurat dan titik lokasi barang itu berada.
"Kementerian Pertanian kemarin sempat menyudutkan pedagang atas kenaikan harga. Justru menurut kami, Kementan tidak mampu memperbaiki manajemen sektor hulu produksi pangan. Pedagang pasar itu sektor hilir dan bukan satu-satunya penentu harga. Di sana ada petani dan tengkulak. Kalau harga tinggi justru pedagang sangat sulit karena daya beli masyarakat juga menurun," imbuhnya.(OL-4)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved