Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
MENTERI Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, pemerintah akan memanfaatkan momentum pertumbuhan positif dunia industri di masa kenormalan baru (new normal) dengan menelurkan tiga stimulus baru yang akan segera diterbitkan.
Ketiga stimulus tersebut yakni penghapusan minimum 40 jam nyala listrik bagi dunia usaha, fasilitasi penyerapan bahan baku bagi Industri Kecil Menengah (IKM) khususnya bahan baku dari petani dan nelayan, dan relaksasi sektor penerima Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Baca juga: Catat, Ini Stimulus Ekonomi Untuk Sektor Industri
"Stimulus yang berkaitan dengan penghapusan minimum 40 jam nyala bagi dunia usaha ini sudah disetujui dan akan segera diimplementasikan agar bisa membantu pelaku usaha dalam konteks kekuatan dari cashflow," ujar Agus dalam webinar bertajuk Mid Year Economic Outlook 2020 yang diselenggarkan Bisnis Indonesia secara virtual, Selasa (28/7).
Selanjutnya pada stimulus terkait penyerapan bahan baku, Agus mengaku menerima banyak laporan soal tidak terserapnya produk petani dan nelayan selama pandemi covid-19 karena industri penyerap tidak berjalan. Oleh karenanya, pemerintah akan memainkan peran melalui penetapan anggaran yang dikhususkan untuk menyerap produk-produk petani dan nelayan. "Program ini disebut dengan program beli produk rakyat," terangnya.
Stimulus baru yang terakhir ialah relaksasi penerima KUR, bila sebelumnya diatur bahwa 60% penyaluran diberikan kepada sektor produksi, pemerintah akan mengganti kebijakan tersebut.
Nantinya, penyaluran KUR tidak saja diprioritaskan kepada sektor produksi melainkan ke seluruh sektor industri. Tujuannya, Agus bilang, agar terjadi percepatan pemulihan ekonomi nasional. "Intinya calon penerima KUR dari sektor apapun siapa yang siap akan kami salurkan dan ini tentu tujuannya untuk mempercepat rebound atau pemulihan ekonomi," terangnya.
Momentum pembalikkan pertumbuhan industri dapat dilihat dari adanya perbaikan pada Purchasing Manager Index (PMI) industri yang pada Juni 2020 sudah berada di level 39,1. Jauh lebih baik bila dibanding pada April-Mei yang merupakan titik terendahnya di level 27,5 poin.
Meski posisi PMI industri masih berada di zona kontraksi, Agus menuturkan, perbaikan yang terjadi merupakan tanda positif dan perlu untuk didukung sepenuhnya oleh pemerintah.
Tanda positif lainnya juga terlihat pada nilai investasi industri yang hingga semester I 2020 mencatatkan pertumbuhan 24% dibanding tahun lalu di periode yang sama. Tercatat, pada semester I 2020 nilai investasi industri mencapai Rp129,6 triliun, lebih baik bila dibandingkan semester I 2019 yang hanya Rp104,6 trilun.
"Ini merupakan present surprise bagi kita semua dan ini perkembangan positif. Tentu dengan adanya investasi yang meningkat, PMI pulih, itu bisa meningkatkan confidence kita terhadap perekonomian yang akan segera tumbuh kembali," pungkas Agus. (Mir/A-1)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved