Headline

Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.

Fokus

Pasukan Putih menyasar pasien dengan ketergantungan berat

Toyota Indonesia Resmi Operasikan Pabrik Mesin Baru

Irene Harty
07/3/2016 18:46
Toyota Indonesia Resmi Operasikan Pabrik Mesin Baru
(ANTARA/Bennami)

PT TOYOTA Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) resmi mengoperasikan pabrik mesin keduanya di Karawang, Jawa Barat setelah sebelumnya sudah membangun pabrik mesin di Sunter, Jakarta Utara. Apabila pabrik pertama memproduksi mesin bensin dan ethanol tipe TR sebanyak 195 ribu unit per tahun, pabrik kedua itu memproduksi mesin bensin dan ethanol tipe R-NR.

Presiden Direktur TMMIN, Masahiro Nonami, mengungkapkan pabrik mesin kedua yang memakai materi aluminium itu memiliki kapasitas produksi sebesar 216 ribu unit per tahun. "Toyota menanamkan investasi sebesar US$170 juta atau Rp2,3 triliun rupiah untuk pembangunan dan pengoperasian pabrik," ungkapnya dalam peresmian pabrik mesin TMMIN plant 3 di Karawang, Jawa Barat, Senin (8/3).

Pabrik mesin yang diklaim sebagai pabrik modern dengan teknologi terbaru itu memiliki tingkat efisiensi tinggi karena menerapkan konsep 'through line'. Hal itu berarti seluruh proses produksi mesin mulai dari casting atau pengecoran, machining atau permesinan, dan assembling atau perakitan ada dalam satu atap sehingga waktu produksi lebih singkat.

"Kita juga perhatikan kondisi lingkungan dengan terapkan 'inorganic sand core binder' atau pembakaran dengan suhu rendah dan proses pengerjaan singkat dan pembakaran efisiensi tinggi," lanjut Nonami. Dengan begitu penggunaan energi dalam produksi turun signifikan dan pengecoran bebas bau.

Pabrik mesin di atas lahan 20 ha dari total 150 ha itu menghasilkan mesin R-NR jenis 1,3L dan 1,5L yang berasal dari kandungan lokal sebesar 80%. TMMIN juga melibatkan 12 pemasok lokal baru tingkat pertama sehingga secara total penyedia TMMIN memiliki 135 perusahaan.

"Untuk yang 20% seperti rantai mesin dari penggerak ke transmisi lalu yang lainnya masih dari Thailand, Malaysia, dan Vietnam, yang kita seleksi sudah matang dan memiliki pengalaman memasok cukup banyak ke Asia," sahut Nonami. Secara pribadi dia menginginkan mencapai kandungan lokal 200% namun penyedia konten lokal belum siap.

Rencananya mesin R-NR akan diekspor ke lima negara tujuan di Asia pada tahun ini dengan jumlah 79 ribu mesin. Sebelumnya pabrik mesin di Sunter telah mengekspor ke 12 negara di Asia, Afrika, dan Amerika Latin yang dalam lima tahun terakhir jumlah ekspor mencapai 51.500 per tahun.

"Kebutuhan domestik dan ekspor akan ditetapkan sesuai kawasan. Dari kapasitas produksi seluruhnya kurang lebih separuhnya diekspor tapi saya tidak bisa bilang negaranya karena sama saja saya buka modal change," jelas Nonami. Dia juga menegaskan TMMIN selalu membuat keputusan investasi dengan perhitungan jangka menengah dan panjang.

Presiden Direktur PT Toyota-Astra Motor (TAM) dan TMC Managing Officer, Hiroyuki Fukui mengungkapkan investasi di Indonesia karena Indonesia sudah dianggap mampu untuk melakukan produksi global. Toyota Indonesia tentunya bukan hanya melihat kondisi market tapi juga pertumbuhan ekonomi, daya saing dari segi biaya, sumber daya manusia, infrastruktur, dan penyedia.

"Beberapa masalah yang harus diperhatikan kurs dan kenaikan upah tapi asalkan ada daya saing, masalah bisa diatasi dan masih mampu lakukan ekspor. Indonesia sudah dianggap mampu," tutur Fukui. Jika Indonesia terap bisa menjadi daya saing maka investasi akan secara konstan terus dilakukan mengingat masih ada lahan milik Toyota Indonesia yang bisa digunakan.

Posisi Indonesia dalam produksi mesin disejajarkan dengan Tiongkok dan Jepang yang sudah memproduksi mesin yang sama dengan kapasitas produksi yang tidak berbeda jauh. Mesin berbasis aluminium itu diklaim sebagai mesin yang hemat bahan bakar, tingkat emisi rendah, dan ringan dengan bobot mesin yang berbeda 87 kg sampai 90 kg dari pendahulunya.

Direktur Korporasi dan Hubungan Eksternal TMMIN, I Made Dana Tangkas, mengatakan rencana memulai produksi dari bulan ini dengan jumlah 130 ribu unit. "Sebagian besar untuk ekspor, kalau kapasitas produksi sampai 200 ribu lebih itu kita targetkan tahun depan," sahutnya.

Ke depan rencana investasi TMMIN yang berjumlah Rp20 triliun hingga 2019 masih akan dilakukan. Menteri Perindustrian, Saleh Husin berharap dengan investasi itu Indonesia bisa menjadi pemilik kapasitas produksi baik mesin dan kendaraan dari Toyota terbesar setelah Thailand.

"Thailand yang penduduknya sekitar 70 juta jiwa saja bisa memproduksi lebih dari dua juta unit untuk domestik dan ekspor, kita yang penduduknya 250 juta jiwa harusnya memiliki kesempatan produksi lebih besar," lanjut Saleh. Dia pun mengapresiasi adanya pabrik mesin baru yang mampu menyerap 1.000 tenaga kerja.

Saleh juga mengemukakan sampai saat ini market share Toyota di Indonesia lebih dari 32%. Dia optimis pada tahun ini penjualan kendaraan bermotor roda empat akan lebih baik ketimbang tahun lalu yang mengalami penurunan menjadi 1,1 juta unit dari 2014 yang sejumlah 1,2 juta unit.

Seperti yang telah diketahui sebelumnya, untuk lokasi Karawang, TMMIN telah memiliki dua pabrik yang memproduksi Kijang Innova dan Fortuner pada 1998 dengan kapasitas 130 ribu unit per tahun dan pada 2013 mendirikan pabrik kedua untuk produksi Etios Valco, Vios, Limo, Yaris dengan kapasitas 120 ribu unit per tahun. Pabrik stamping parts dan iron castings juga telah dimiliki di Sunter sejak 1977 dengan kapasitas 12 ribu ton per tahun. (OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Aries
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik