PERUSAHAAN startup menjadi salah satu sektor yang mampu bertahan di tengah pandemi covid-19. Itu terlihat dari hasil riset Survei Katadata Insight Center bersama Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), yakni setidaknya 50% dari responden perusahaan startup mengaku bisa bertahan hingga 2021 dengan situasi krisis saat ini.
Survei melibatkan 139 eksekutif perusahaan seperti pendiri startup, CEO, serta jajaran direksi dengan metode purposive sampling dalam periode Mei-Juni 2020 secara online dan wawancara via telepon. Dari riset ini tergambar, kondisi pandemi memang ikut memukul sektor startup Indonesia, tapi tidak separah sektor lainnya. Sebelum pandemi, sebagian besar kondisi startup di Indonesia berada dalam kondisi baik atau sangat baik (74,8%).
Namun, saat survei dilakukan Mei-Juni tinggal 33% yang baik dan sangat baik. Sebanyak 24,5% dalam kondisi biasa saja. Adapun 42,5% startup digital berada dalam kondisi buruk atau sangat buruk akibat pandemi.
Meski begitu, kata Direktur Riset Katadata Insight Center Mulya Amri, setidaknya ada 50% perusahaan startup yang mengaku bisa bertahan di tengah krisis akibat pandemi hingga 1 tahun ke depan.
"Hampir 50% mengaku bisa bertahan hingga setahun ke depan. Salah satu faktornya karena kestabilan perusahaan. Pertama, mungkin mereka punya bisnis model lebih bagus sehingga mereka bisa bertahan, tapi ada juga perusahaan yang memiliki cadangan dana besar sejak sebelum pandemi," imbuh Mulya dalam webinar, akhir pekan lalu.
Dalam temuannya, Mulya melihat sejumlah cara dilakukan startup digital untuk bertahan di tengah pandemi. Sebagian besar pengelola melakukan pengurangan biaya operasional (52%). Selain itu, mengurangi biaya promosi (41%), biaya produksi (32%). Pengurangan biaya operasional yang banyak dilakukan ialah pemotongan gaji (35%) dan pemangkasan jumlah karyawan (24,5%).
Tekanan selama pandemi tergambar pula pada penurunan jumlah pengunjung/pengunduh aplikasi, jumlah transaksi per bulan, serta nilai transaksi per bulan dan jenis produk/ layanan. Jumlah startup dengan nilai transaksi di atas Rp1 miliar-Rp100 miliar per bulan, banyak mengalami penurunan omzet menjadi di bawah Rp1 miliar, yakni dari 30,2% startup menjadi 14,7% startup.
Terlepas dari itu terdapat pula startup yang mampu perform dengan baik di tengah pandemi. Misalnya, startup dengan transaksi di atas Rp100 miliar yang semula 10,9%, naik 2,3% menjadi 13,2% startup.
Manfaatkan peluang
Dalam menanggapi survei itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan menerangkan pihaknya ingin ekonomi digital terus tumbuh dan berkembang di tengah kondisi pandemi.
"Kami ada program 1.000 startup di Kemenkominfo. Program ini sebetulnya mengubah konsepnya dari pelatih an bagi yang belum pernah membuat startup, sekarang membuka diri bagi yang ingin mengembangkan maupun melakukan pivot," ujarnya.
Ia pun memandang startup dapat memanfaatkan situasi saat ini yang memang belum terpikirkan sebelumnya. Misalnya, ada perusahaan yang menawarkan jasa untuk meeting online serta menyediakan kamera dan kesiapan lainnya untuk suatu rapat. "Artinya, kita perlu membuka mata untuk menangkap peluang-peluang yang ada," tutup Samuel. (S-3)