Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Amerika pun Melirik E-commerce Indonesia

04/3/2016 03:20
Amerika pun Melirik E-commerce Indonesia
(Ilustrasi)

MASYARAKAT Indonesia pasti sudah tidak asing dengan toko daring (oniline).

Hampir semua orang, terutama di kota-kota besar, pasti kerap berselancar ke toko-toko online melalui aplikasi Instagram, Facebook, Twitter, atau aplikasi peramban (browser).

Hebatnya, 'tabiat' belanja orang Indonesia itu juga mendapat perhatian dari pemerintah dan pebisnis Amerika Serikat.

Dengan populasi terbesar keempat di dunia, pebisnis daring yang cukup menjamur, mereka memandang potensi bisnis e-commerce di Indonesia sangat besar.

Penasihat Senior Menteri Luar Negeri AS David Thorne mengakui hal itu.

Menurut data yang didapatnya, bisnis e-commerce baru berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 1%.

Padahal, jumlah UKM di Indonesia termasuk besar, sekitar 56 juta, dan mereka belum masuk ke bisnis e-commerce.

Hal itulah yang membuat dia dan beberapa pelaku swasta dari 'Negara Paman Sam' berkunjung ke Indonesia.

David mengaku telah mengunjungi Menteri Perdagangan Thomas Lembong untuk berdiskusi perihal potensi tersebut.

"Menteri perdagangan sangat ingin lingkungan bisnis di sini berubah. Dia ingin wirausaha di Indonesia makin banyak dan semua menggunakan teknologi," ucap David di sebuah diskusi di @america, Jakarta, Kamis (03/03).

Ia tak ragu mengatakan bakal membantu mendorong e-commerce di Tanah Air. Mereka berniat melatih para anak muda menjadi wirausaha dan berbisnis dengan konsep e-commerce.

Namun, ia memberi syarat.

David menilai pemerintah Indonesia juga mesti mempertimbangkan regulasi-regulasi yang ada.

Sudah semestinya regulasi diubah seiring dengan berjalannya waktu dan semakin canggihnya teknologi hadir di dunia.

"Sekarang kan kondisi ketika teknologi mengubah semua hal yang ada dan regulasi harus mengakomodasi itu," tukas David.

Sama bersemangatnya dengan David, Director Software Strategy IBM Venture Capital Group Deborah Magid menilai aplikasi daring untuk bisnis e-commerce bisa melakukan banyak hal, termasuk dapat mengubah rantai pasokan perdagangan.

"Kami ada aplikasi untuk melihat hasil panen pertanian disimpan di mana dan berapa. Itu bisa memotong rantai pasokan dan cukup dilihat dari ponsel pintar."

Bagaimana dengan Indonesia? Dalam sebuah diskusi, belum lama ini Thomas Lembong menyebut pihaknya pernah mengadakan lomba Hackathon untuk anak muda Indonesia.

Pemenangnya akan membuat lima aplikasi daring perdagangan Indonesia.

"Salah satunya aplikasi daring itu akan memuat jumlah produksi, perkiraan waktu panen, dan penawaran harga bawang merah," tukasnya. (Jessica Sihite/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya