Headline
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.
Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) berupaya menjaga kinerja eks por nonmigas, khususnya pada sektor manufaktur, di tengah masa pandemi covid-19 agar tetap terjadi peningkatan. Sejumlah jurus pun mulai dilancarkan. "Kemendag terus berupaya meningkatkan ekspor baik melalui pembinaan eksportir, promosi dagang, maupun diplomasi," kata Direktur Jenderal Pengembangan EksporNasional Kemendag, Kasan, melalui pesan elektronik, kemarin.
Selain itu, lanjutnya, Kemendag tetap melakukan perundingan dagang dengan negara mitra untuk terus mengoptimalkan pemanfaatan perjanjian perdagangan. "Tentunya upaya-upaya pe ningkatan ekspor lainnya juga terus kami dorong, dari peningkatan kapasitas pelaku ekspor Indonesia, pengembangan produk ekspor untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk, hingga penyediaan berbagai informasi pasar yang dapat dimanfaatkan pelaku usaha In donesia," kata Kasan.
Tak hanya di sektor manufaktur, lanjut dia, Kemendag juga mendorong peningkatan ekspor produk lain seperti produk makanan dan produk pertanian. Berdasarkan data sementara Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor sektor manufaktur pe riode Januari-Maret 2020 mencapai US$20,24 miliar atau naik 5,14% jika dibanding kan dengan periode yang sama di 2019, atau 51,22% dari total ekspor nonmigas Indonesia pada periode tersebut.
Adapun produk manufaktur dengan kenaikan nilai eks por tertinggi di antaranya produk logam, elektronik, alas kaki, otomotif, dan peralatan medis. Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani menyarankan pemerintah menjaga sekaligus memacu kinerja sektor manufaktur. Pasalnya, sektor manufaktur masih jadi penyumbang terbesar ekspor. Dalam catatannya, secara keseluruhan, 30%-35% PDB Indonesia masih berasal dari sektor manufaktur dan 80% output ekspor nasional berasal dari industri manufaktur.
Susun kriteria
Di kesempatan terpisah, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang menyusun berbagai kriteria sektor usaha di industri manufaktur yang akan mendapatkan stimulus pemulihan yang dipayungi program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pande mi ini. Stimulus itu nantinya dalam bentuk kredit dan modal kerja. "Salah satu kriterianya yakni berkaitan dengan penyerapan tenaga kerja," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, kemarin.
Saat ini, lanjutnya, sektor industri padat karya perlu mendapat perhatian khusus agar tetap mampu beroperasi dan mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja (PHK) secara masif, sekaligus mampu mempertahankan daya beli masyarakat. "Karena menampung tenaga kerja yang sangat banyak, sehingga guncangan pada sektor ini akan berdampak pada para pekerja, dan tentu saja ekonomi keluarganya," jelas Menperin.
Mengenai insentif harga ener gi, pemerintah sudah ber koordinasi dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) ser ta Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk mengusulkan penghapusan minimum bagi kedua jenis jasa tersebut. (Ant/E-2)
Bupati Kolaka Amri Djamaluddin mengungkapkan kehadiran Smelter Merah Putih yang dibangun putra bangsa, PT Ceria Corp, merupakan sebuah pencapaian besar di Kabupaten Kolaka.
Bank Mandiri dan Ceria Corp memperkuat sinergi hilirisasi lewat ekspor perdana Low-Carbon Ferronickel (FeNi) dari smelter Merah Putih di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara.
Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Ilham Akbar Habibie mengingatkan Indonesia tengah menghadapi ancaman serius berupa tsunami barang impor.
Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, secara simbolis melepas ekspor bus perdana dari Karoseri Laksana, Kabupaten Semarang, ke Sri Lanka pada Rabu (2/7)
KEK Industropolis Batang menutup semester pertama 2025 dengan membukukan nilai investasi sebesar Rp1,1 triliun. Angka itu diperoleh dari masuknya dua tenant strategis.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total nilai ekspor Indonesia periode Januari hingga Mei 2025 mencapai US$111,98 miliar, naik 6,98% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved