Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
DIREKTUR Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Gati Wibawaningsih mengatakan di tengah merebaknya covid-19, persoalan yang dihadapi industri kecil dan menengah (IKM) adalah menurunnya tingkat konsumen. IKM cukup terpukul dengan penurunan permintaan hingga 90%.
Atas dasar ini, Kemenperin mengusulkan dua skema yang bisa membantu industri ini melalui insentif dengan dana total Rp26,9 triliun. Rinciannya adalah Rp22 triliun akan ditujukan khusus sebagai pinjaman pengadaan bahan baku dan Rp4,9 triliun untuk restrukturisasi kredit.
“Ditjen IKMA Kemenperin mengusulkan agar pelaku IKM terdampak covid-19 mendapat bantuan pinjaman lunak senilai total Rp26,9 triliun. Dana itu termasuk dalam anggaran pemerintah untuk penanganan covid-19 di sektor ekonomi sebesar Rp150 triliun. Anggaran tersebut rencananya akan digelontorkan pemerintah kepada UMKM melalui perbankan,” kata Gati melalui keterangan resmi, Jumat (1/5).
Nantinya, kedua skema itu diharapkan dapat diberikan kepada IKM tanpa beban bunga. Sementara itu, untuk skema pembayaran listrik, tunjangan hari raya, dan karyawan yang terdampak pemutusan hubungan kerja telah dibuatkan skema tersendiri oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Selanjutnya, Kemenperin telah mengajukan sekitar 987 ribu pelaku IKM yang terdampak kepada Kemenko Perekonomian untuk mendapatkan bantuan melalui kartu prakerja. Selain kartu prakerja, Kemenperin juga akan menyiapkan berbagai pelatihan yang ditujukan kepada industri menengah sehingga mereka mampu meningkatkan kemampuan dalam mengelola usahanya.
“Kami sedang menyiapkan program pelatihan yang akan bekerjasama dengan sejumlah universitas yang ditujukan untuk industri menengah,” ungkap Gati.
Walaupun pelatihan ini berfokus pada sektor industri menengah, Gati mengungkapkan, manfaatnya juga akan dirasakan oleh pelaku industri kecil. Artinya, industri menengah akan menjadi trainer yang membantu atau bahkan bekerja sama dengan pelaku industri kecil untuk maju dan bangkit kembali.
“Industri kecil dan menengah memiliki keterkaitan. Apabila industri menengah membutuhkan bantuan untuk memenuhi pesanan, mereka bisa mendapatkan suplai dari industri kecil. Sehingga melalui program ini, pelaku industri menengah diarahkan menjadi trainer sekaligus membangun ekosistem industri,” paparnya. (E-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved