Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

UKM Disarankan Banting Setir

Despian Nurhidayat
17/4/2020 04:15
UKM Disarankan Banting Setir
Salah satu usaha UKM(ANTARA)

KEMENTERIAN Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendorong pelaku UKM yang tengah kesulitan berproduksi untuk banting setir dengan memproduksi alat-alat kesehatan. Pasalnya, di tengah masa pandemi covid-19 saat ini, permintaan akan produk alat kesehatan sedang tinggi.

“Kami mencoba menginisiasi, ada beberapa UKM yang beralih untuk memproduksi kebutuhan medis seperti APD (alat pelindung diri), masker, dan hand sanitizer. Kami sudah mendata, ada 330 UMKM yang tersebar di 16 provinsi ingin ambil bagian,” ungkap Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM, Victoria br Simanungkalit, dalam konferensi video, kemarin.

Tak cuma tenaga medis, sambungnya, masyarakat saat ini tengah membutuhkan alat kesehatan demi melindungi diri dari virus covid-19. Bahkan kelangkaan sejumlah alat kesehatan membuat harganya melambung tinggi.

Lewat program Karya Nusantara, Kemenkop UKM pun telah menggandeng PT Daruma Adira Pratama yang bertugas di bagian quality control, sekaligus memasarkan alat kesehatan yang diproduksi UKM.

Dalam catatannya, saat ini sudah 80 UKM yang terkurasi dan standar produk mereka sesuai dengan standar kurasi program Karya Nusantara by Daruma, antara lain PT Semesta Raya Bertasbih, Primed Coverall Suit, La Suntu Tastio, PT Sinar Utama Madura, Tewe Tewe Art, Anggrek KCB, dan Batu Beling. 

Para UKM tersebut akan dipertemukan dengan beberapa pembeli potensial seperti holding BUMN bidang farmasi, lembaga kemanusiaan, Kementerian Kesehatan, dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Saat ini Karya Nusantara telah mendapatkan nilai transaksi sebanyak Rp127.804.485 dengan invoice sebanyak 27 buah dan purchase order (PO) sebanyak 28 buah.

Sejauh ini, masker nonmedis yang diproduksi UKM yang terkurasi sebanyak 10.276 buah, hazmat coverall sebanyak 962 buah, dan cover shoes sebanyak 25 buah. 

“Mudah-mudahan dengan adanya pendampingan, perputaran omzet UKM makin besar. Kami yakin karena produk ini diminati. Kami dorong sertifikasinya. Kami koordinasi dengan Kemenkes dan mereka siap membantu untuk perizinannya agar memenuhi permintaan pasar,” pungkasnya.

Kementerian Koperasi dan UKM juga menjalin komitmen dengan PT Kimia Farma untuk penyediaan 1 juta masker nonmedis per bulan selama pandemi. Untuk penyediaan 1 juta masker itu, semuanya diproduksi UKM.


Uji laboratorium

Di kesempatan yang sama, Ketua Tim Karya Nusantara Deasy Nurmalasari menambahkan, awalnya program itu diinisiasi agar dapat
mengatalisasi UKM supaya bisa berkonsolidasi dengan cepat, baik dengan sesama UKM maupun usaha besar.

“Kami berterima kasih pada Kemenkop dan UKM sehingga kami bisa dapat database UKM unggulan. Tinggal kami kurasi dan cek kapasitas produksi, sampel produk, dan lainnya. Kami selalu konsultasi dengan dokter, baca referensi, dan juga mengikuti aturan Kemenkes,” tambah Deasy. 

Saat ini produk APD dari program itu tengah menjalani uji laboratorium. Harapan mereka, setelah uji laboratorium, pihaknya akan meminta Kemenkop dan UKM agar Karya Nusantara bisa menjadi standardisasi untuk UKM yang sudah tergabung. (E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Msyaifullah
Berita Lainnya