Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) memastikan sebelas bahan pokok untuk kebutuhan bulan puasa dan lebaran 2020 dalam kondisi aman dan terkendali. Kepastian ini sekaligus menjawab keraguan banyak pihak terkait kelangkaan stok pangan akibat penyebaran covid-19.
“Beras kita sudah over stok hingga 4 juta ton kurang lebih. Kemudian bulan ini kita panen raya sebanyak 8 juta ton. Lalu ada juga stok gula yang terus diproduksi. Jadi tidak perlu khawatir dengan kebutuhan bahan pokok. Insyaallah semua dalam kendali,” ujar Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat memantau produksi gula di PT Permata Dunia Sukses Utama (PDSU) Cilegon, Banten, Kamis (2/4).
Menurut Mentan, kebutuhan pangan adalah kebutuhan pokok yang tidak boleh diabaikan. Karena itu, pemerintah meminta semua pihak mau menahan diri dan tidak melakukan hal-hal di luar kebijakan pemerintah pusat. “Tidak perlu kita melakukan lockdown-lockdown untuk memutus penyebaran virus korona. Langkah itu menurut saya hanya akan menghambat distribusi pangan ke sejumlah daerah dan akan berujung pada kelangkaan kebutuhan pokok di tengah masyarakat,” katanya.
Dalam situasi saat ini, lanjut Mentan, distribusi pangan harus menjadi kepentingan bersama agar tidak terjadi kelangkaan yang berujung pada kepanikan. Dalam hal ini, baik pemerintah maupun masyarakat harus bersatu dan saling menjaga situasi negara agar tetap kondusif. “Kalau sudah menyangkut pangan, maka seharusnya tidak ada isolasi. Yang ada adalah distribusi. Memang korona ini membuat ekonomi menurun. Tapi harus ingat, satu-satunya lapangan kerja yang tersedia adalah pertanian. Jadi janganlah kita melakukan lockdown atau isolasi,” katanya.
Di lokasi yang sama, Anggota Komisi IV DPR RI, Nur Aini mendukung upaya Kementan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat melalui peningkatan produksi dan percepatan pola tanam dengan menggunakan teknologi mekanisasi. “Maka itu saya optimis bahwa sebelas kebutuhan dasar kita tetap terjamin aman dan terkendali sampai bulan puasa dan lebaran mendatang. Sekali lagi saya mendukung upaya Kementan dalam menggenjot produksi dan percepatan pola tanam,” katanya.
Sebelas kebutuhan dasar itu di antaranya beras, jagung, gula, minyak, daging, telur, bawang dan cabai. Sebagai data penguat, saat ini pemerintah memiliki data perkiraan pasokan ketersediaan pangan strategis nasional untuk Maret hingga Agustus 2020.
Untuk ketersediaan beras misalnya mencapai 25.653.591 ton dengan kebutuhan 15.099. 846 ton. Jagung sebanyak 13.741.071 ton dengan kebutuhan 9.096.555 ton. Bawang merah sebanyak 1.060.857 ton dengan kebutuhan 701.482 ton. Cabai besar 657.467 ton dengan kebutuhan 551.261 ton. Daging ayam ras 2.063.086 ton dengan kebutuhan 1.737.216 ton dan minyak goreng 23.392.557 ton dengan kebutuhan 4.419.180 ton. 1Di samping itu, Kementan juga sudah melakukan kerja sama dengan satuan tugas pangan, baik di pusat maupun di daerah untuk mengantisipasi adanya oknum penimbun bahan pokok.
Stok gula aman
Syahrul Yasin Limpo kembali menjamin stok gula kebutuhan masyarakat aman selama Ramadhan dan Idul Fitri. Hal tersebut ia sampaikan saat meninjau gudang raw sugar dan gudang produk milik PT Permata Dunia Sukses Utama di Cilegon.
Ia menegaskan akan terus berupaya memastikan ketersediaan gula masyarakat dengan harga yang terjangkau.
Kunjungannya tersebut merupakan bagian dari arahan Presiden Joko Widodo agar pemerintah hadir menjaga ketersediaan dan memastikan stabilitas harga pangan selama pandemi covid-19 serta jelang bulan puasa dan Idul Fitri tahun ini.
Menurutnya kelangkaan gula yang terjadi akhir-akhir ini diindikasikan karena adanya keterlambatan distribusi stok ke pasar, kelangkaan ditengah pandemi korona yang juga mengakibatkan panic buying pada masyarakat di sejumlah daerah. Untuk itu ia meminta sejumlah pabrik gula di Indonesia untuk membantu ketersediaan gula konsumsi dan mempercepat pendistribusiannya hingga ke masyarakat.
“Kita lakukan berbagai cara termasuk salah satunya mengajak pabrik gula refinasi ini untuk ikut membantu memenuhi kebutuhan gula masyarakat, kami minta untuk memproduksi gula pasir putih konsumsi dengan harga standard Rp12.500,” tegas Syahrul.
Ia menyakinkan saat ini telah siap sekitar 250.000 ton gula dari pabrik-pabrik yang ada, ditambah gula impor yang masuk hingga 150.000 ton. “Dan, nanti Juni dari petani kita akan ada panen jumlahnya sekitar 500.000 ton sampai dengan 600.000 ton,” beber Syahrul. (S1-25)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved