Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PARA pelaku financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending perlu adaptif terhadap wabah covid-19 yang kini mulai berdampak pada sektor produksi. Hal ini penting agar potensi gagal bayar para debitur yang sebagian usaha kecil dan menengah (UKM) dapat dihindari.
“Hampir semua usaha selama pandemi covid-19 ini terhenti kegiatannya. Kalaupun tak terhenti, umumnya mereka akan mengurangi kegiatannya. Ini perlu diantisipasi fintech P2P lending,” ungkap Direktur Riset CORE Piter Abdullah kepada Media Indonesia, kemarin.
Ia menilai sektor P2P pasti bakal terpengaruh lantaran bisnis CORE terkait dengan pinjam-meminjam, khususnya kegiatan produksi. Dengan situasi saat ini, sektor produksi menurun sehingga berdampak pada kemampuan debitur dalam melaksanakan kewajiban mereka.
Karena itu, kebijakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berupa kelonggaran pembayaran cicilan selama 1 tahun untuk debitur kecil, seperti sektor informal, usaha mikro, dan pekerja berpenghasilan harian yang memiliki kewajiban pembayaran kredit untuk menjalankan usaha produktif, dinilai sudah tepat.
“Kebijakan OJK inilah diharapkan juga diikuti fintech P2P lending agar dapat memberikan kelonggaran bagi debitur. Fintech dalam hal ini perlu memfasilitasi kreditur (pemberi pinjaman) untuk mendapatkan informasi persoalan yang dihadapi debitur mereka. Jadi, potensi gagal bayar para debitur pun bisa diantisipasi sedini mungkin,” tukas Piter.
Chief Commercial Officer Crowdo Indonesia Ikram Jeihan menilai situasi saat ini memang perlu jadi perhatian industri P2P lending.
“Saat ini belum ada dampak signifikan atas bisnis Crowdo, pembayaran kewajiban borrower (peminjam) kami masih sesuai jadwal jatuh tempo. Namun, kami mengantisipasi potensi risiko yang akan terjadi. Tim kami merumuskan beberapa strategi bisnis yang disesuaikan dengan kondisi saat ini agar layanan kepada pihak terkait tetap optimal,” ujar Ikram.
Ikram menyebutkan salah satu langkah mitigasi risiko ialah dengan cara menyesuaikan algoritma artificial intelligence sehingga para lender (pemberi pinjaman) mendapatkan informasi komprehensif sebelum mereka memutuskan untuk mendanai di platform Crowdo.
“Kami optimistis optimalisasi teknologi ini akan memberikan keuntungan dalam menyikapi pandemi covid-19 saat ini,” tutur Ikram.
Langkah mitigasi
VP Marketing KoinWorks Frecy Ferry Daswaty menyampaikan pihaknya saat ini belum mengalami kendala. Bahkan, kini mengalami kenaikan pinjaman karena pelaku UKM sedang mempersiapkan stok barang menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Meskipun begitu, pihaknya tetap menyiapkan langkah mitigasi di tengah pandemi covid-19. Di antaranya selalu memberikan pengingat kepada para peminjam saat sudah mendekati masa jatuh tempo.
“Terkait dengan keputusan restrukturisasi pinjaman sesuai dengan imbauan OJK mungkin akan diberikan kepada peminjam seusai melewati hasil peninjauan terlebih dahulu oleh tim kami,” terang Frecy.
Adapun dari sisi pendaaan, KoinWorks selalu mengingatkan pendana untuk melakukan diversifikasi pendanaan. (S-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved