Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
PERUSAHAAN jasa transportasi darat PT Putra Rajawali Kencana (Pura Trans) akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) saham pada Desember 2019. Sebelumnya perusahaan itu telah mengadakan mini expose dengan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Pura Trans Ariel Wibisono menuturkan pihaknya berencana akan melepas 33,95% saham dengan target dana Rp195 miliar. Perseroan juga akan memberikan waran secara cuma-cuma saat IPO.
"Dana hasil IPO akan digunakan untuk pembelian truk bekas sebanyak 67 unit dan aksesorisnya, truk baru sebanyak 138 unit, serta modal kerja," kata Ariel dalam siaran persnya di Jakarta, Senin (21/10).
Ia menambahkan, yang akan bertindak sebagai penjamin emisi efek (underwriter) ialah PT UOB Kay Hian Sekuritas. Jika telah mendapat pernyataan praefektif, penawaran awal (book building) ditargetkan berlangsung November 2019, dan pencatatan saham (listing) di BEI diperkirakan Desember 2019.
Ariel menyebut prospek jasa transportasi darat berbasis jalan masih sangat menjanjikan. Apalagi dengan ditopang masifnya pembangunan infrastruktur dan ekspansi pabrik sejumlah perusahaan besar. Dalam beberapa tahun ke depan, populasi angkutan barang nasional diprediksi tumbuh 50% per tahun.
"Hal inilah yang mendorong Pura Trans masuk pasar modal untuk mendapatkan pendanaan ekspansi," ungkapnya.
Menurut dia, skema IPO ditempuh untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga perseroan bisa menambah armada truk untuk mempertahankan dominasi di bisnis jasa pengurusan transportasi (JPT) darat berbasis truk.
Apalagi, dia menerangkan, perseroan berniat memperkuat jasa angkutan multimoda dengan menggandeng perusahaan pelayaran. Langkah itu akan memperluas jangkauan pengiriman barang perseroan, dari saat ini Jawa dan Sumatera menjadi ke Kalimantan.
"Semua rencana itu membutuhkan modal yang kuat dengan pendanaan murah. IPO adalah skema pendanaan paling tepat di bisnis JPT karena jika mengambil pinjaman bank, perseroan akan menghadapi beban bunga," cetus Ariel.
Ke depan, dia menuturkan, aset perusahaan akan bertambah setelah IPO, seiring penambahan jumlah armada. Selain itu, perseroan bisa menarik investor baru untuk masuk. IPO juga akan meningkatkan nilai perusahaan, kepatuhan terhadap hukum, tata kelola perusahaan yang baik (GCG), pengelolaan perusahaan juga akan transparan.
"Status perusahaan terbuka juga meningkatkan citra perusahaan di mata klien. Ini tentunya dibarengi dengan servis dan ketersediaan armada kami yang memadai."
Ariel menilai, akhir 2019 adalah momentum tepat untuk menggelar IPO saham. Alasannya, pelantikan presiden dan kabinet telah diumumkan pada Oktober. Selepas itu, pasar saham diprediksi melesat.
“Pasar saham kini masih konsolidasi, karena menanti pelantikan dan pengumuman kabinet. Saya kira begitu politik stabil, indeks saham bakal naik,” papar dia.
Saat ini, Pura Trans memiliki total armada sebanyak 155 unit, dengan jangkauan operasi Jawa hingga Sumatera. Pura Trans melayani dua segmen pengiriman barang, yakni proyek pembangunan dan distribusi komoditas serta barang jadi. Di segmen proyek pembangunan, Pura Trans mengangkut beberapa material, antara lain asbes, batu bata ringan, dan semen putih.
Adapun komoditas yang diangkut meliputi pupuk, minyak goreng, sedangkan barang jadi seperti keramik dan air minum dalam kemasan (AMDK). Beberapa klien Pura Trans antara lain PT SMART Tbk, PT Bakrie Building, PT Platinum Ceramics Industry, dan produsen air mineral Pristine, PT Kreasi Mas Indah.
"Semua order yang kami terima adalah penunjukan langsung. Ini karena kami menjanjikan pengiriman yang tepat dan cepat," papar Ariel. (RO/X-12)
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) memperkuat pasar derivatif domestik dengan meluncurkan lima saham baru sebagai underlying kontrak berjangka saham (KBS).
Pencatatan sukuk ini merupakan hasil dari konsistensi dan komitmen bank dalam menjawab tantangan industri perbankan syariah yang semakin kompetitif dan dinamis.
AKTIVITAS perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 23–26 Juni 2025 menunjukkan tren pelemahan di hampir seluruh indikator utama.
Hingga 28 Mei 2025, total nilai transaksi Repo di SPPA mencapai Rp100,85 triliun, dengan rata-rata transaksi harian mencapai Rp2,86 triliun.
BEI mencatat pergerakan pasar modal Indonesia selama pekan pertama Juni 2025 menunjukkan indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami penurunan sebesar 0,87%.
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Kristen Indonesia (FEB UKI) bekerja sama dengan Mirae Asset Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia, menyelenggarakan seminar nasional
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved