Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
PROSES pemindahan Ibu Kota Indonesia dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur sempat menjadi perhatian para delegasi Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers Meeting/AEM) ke-51 di Bangkok, Thailand.
Hal itu terjadi saat pertemuan makan malam, Kamis (5/9), menjelang pembukaan AEM ke-51 di Bangkok yang berlangsung pada Jumat (6/9).
Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita yang memimpin delegasi Indonesia dalam pertemuan tersebut mengatakan sejumlah menteri ekonomi di ASEAN begitu tertarik dengan proses pemindahan Ibu Kota dan imbasnya terhadap perekonomian Indonesia.
Kondisi itu juga tidak lepas dari posisi Indonesia sebagai negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di Asia Tenggara dengan jumlah populasi penduduk terbanyak hingga 264 juta penduduk.
"Mereka terkaget-kaget karena dalam proses pemindahan Ibu Kota, akan ada sekitar 1,5 juta pegawai pemerintahan yang akan pindah dari DKI Jakarta ke Kalimantan Timur. Jumlah itu hampir menyamai jumlah penduduk salah satu negara di ASEAN," ujar Enggar, sapaan Enggartiasto.
Baca juga: Ini Postur APBN 2020 yang Disetujui Banggar DPR
Negara-negara di ASEAN juga berharap pertemuan pejabat tinggi di kawasan ke depannya bisa dapat lebih banyak diselenggarakan di Jakarta, mengingat Sekretariat ASEAN baru saja meresmikan gedung barunya.
Hal itu, kata Enggar, akan turut memacu perekonomian Tanah Air dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan nilai konsumsi yang dihasilkan. "Ketika mereka datang, itu sama saja kita mendatangkan turis-turis dengan potensi wisata yang tinggi. Dan (pertemuan) itu akan rutin," ujarnya.
Seperti diketahui, Indonesia sudah memutuskan akan memindahkan Ibu Kota dari DKI Jakarta ke Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Pemindahan itu paling lambat dilakukan pada 2024. (X-15)
Antara
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved