Headline
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
Sebagian besar pemandu di Gunung Rinjadi belum besertifikat.
INDONESIA-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) memberikan manfaat berupa pemberlakuan tarif bea masuk 0% bagi seluruh produk Indonesia yang diekspor ke Australia.
Namun, sebaliknya, tidak semua produk asal Australia menikmati tarif bea masuk 0% ke Indonesia. Hanya 94% dari seluruh komoditas Negeri Kangguru yang mendapat manfaat tersebut.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, walaupun terlihat ada ketidaksepadanan, skema itu sudah dipertimbangkan dengan sangat matang.
"Itu sudah bagian dari negosiasi. Ini win-win solution, bukan soal satu pihak yang mendapatkan keuntungan," ujar Enggartiasto di Jakarta, Senin (4/3).
Salah satu komoditas asal Australia yang tidak menerima manfaat bebas bea tarif adalah gula kristal rafinasi (GKR).
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi Lukman mengatakan impor produk itu hanya dikenai penurunan bea masuk di Indonesia.
"Sebelumnya di atas 10%, sekarang menjadi 5%," ujar Adhi.
Menurut Adhi, gula ialah barang yang masuk ke daftar sensitif sehingga tidak bisa sepenuhnya dibebaskan. Unsur sumber daya dalam negeri menjadi salah satu pertimbangan utamanya.
Baca juga: Kadin Prediksi Perdagangan Indonesia-Australia Naik 19 Persen
Meskipun tidak bebas bea masuk sepenuhnya, penurunan itu sudah akan memberi manfaat besar bagi industri terutama mamin.
"Biaya impor akan menjadi lebih murah. Nantinya produk-produk yang dihasilkan pun bisa lebih murah. Ini bisa memangkas biaya produksi dan harga jual," ucapnya.
Selama ini, pengusaha mamin Tanah Air memang banyak bergantung dari Australia dalam pemenuhan bahan baku. Selain gula, Indonesia juga mengimpor banyak garam, gandum dan sapi.
Dengan terwujudnya IA-CEPA, tentu itu menjadi angin segar bagi pelaku industri karena bisa mendapatkan pasokan dengan harga yang lebih rendah.
Keuntungan yang didapat tidak hanya itu. Pemerintah Australia juga telah melaksanakan komitmen untuk membangun Indonesia Food Innovation Center itu dalam rangka membantu pengembangan industri mamin dalam negeri menjadi lebih efisien dan inovatif.
"Jadi kita saling dukung. Kita harap mereka membantu dari sisi teknologi agar produksi pangan kita semakin baik," tandasnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved