Bahan Makanan Penyumbang Terbesar Inflasi Januari 2019

Andhika Prasetyo
01/2/2019 11:20
Bahan Makanan Penyumbang Terbesar Inflasi Januari 2019
Konferensi pers BPS terkait inflasi Januari 2019, IHPB, nilai tukar petani dan harga gabah, hingga pola perdagangan komoditas strategis(Dok. BPS)

BADAN Pusat Statistik mencatat inflasi bulan pertama 2019 sebesar 0,32%. Angka tersebut menjadi yang terendah dalam tiga tahun terakhir untuk periode Januari. Pada 2018, di bulan yang sama, inflasi tercatat sebesar 0,62%. Bahkan, pada 2017, inflasi Januari mencapai 0,97%.

Secara tahunan atau year on year (YoY), angka inflasi per Januari 2019 juga hanya 2,82%, lebih rendah dari 2018 yakni 3,25% dan 2017 yang mencapai 3,49%.

Kepala BPS Suhariyanto mengungkapkan kelompok pengeluaran bahan makanan masih menjadi kontributor terbesar terhadap inflasi pada periode ini, yakni mencapai 0,92% dengan andil sebesar 0,18%.

Adapun, beberapa komoditas dari bahan makanan yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi tinggi adalah ikan segar sebesar 0,06% dan beras 0,04%.

"Kami melihat harga ikan segar dan beras mengalami kenaikan sehingga berperan terhadap inflasi di Januari," ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Jumat (1/2).

Kendati memberi kontribusi terhadap inflasi, pria yang akrab disapa Ketjuk itu mengatakan kenaikan harga beras saat ini masih cukup terkendali.

Baca juga: Mengawali Tahun dengan Inflasi Baik

Pada Januari 2018, harga beras naik sangat drastis sehingga memberi sumbangan ke inflasi hingga 0,24%.

"Jadi, untuk beras, saat ini masih oke. Ini masih relatif stabil. Kenaikan signifikan memang ada, tapi hanya di beberapa kota saja. Tidak seperti tahun lalu," ucapnya.

Selain ikan segar dan beras, produk bahan makan lainnya yang memberi andil terhadap inflasi adalah sayuran sebesar 0,03% serta bawang merah 0,02%.

Di belakang bahan makanan, ada kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang juga membawa inflasi cukup besar yakni 0,28% dengan andil 0,07%.

Tarif sewa rumah dan upah tukang bukan mandor menjadi salah satu penyumbang terbesar dengan angka 0,02%.

Berbeda dengan kelompok pengeluaran lainnya, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, pada Januari 2019, mengalami deflasi 0,16% dan member andil terhadap deflasi 0,04%.

Ketjuk menyebutkan, dari empat subkelompok, dua di antara mereka yakni transportasi dan komunikasi menyumbang deflasi 0,32% dan 0,06%. Adapun, subkelompok yang membawa inflasi adalah sarana dan penunjang transportasi sebesar 0,25% serta jasa keuangan 0,03%.

"Kelompok pengeluaran ini mengalami deflasi karena adanya penurunan harga bensin nonsubsidi seperti pertalite, pertamax dan pertamax turbo. Juga ada penurunan tarif kereta api karena sudah habis masa liburan," jelas Ketjuk.

Hanya saja, ada satu hal yang tidak biasa pada Januari tahun ini yaitu tarif tiket angkutan udara yang masih tinggi.

Pada tahun-tahun sebelumnya, saat awal tahun, harga tiket pesawat cenderung sudah mengalami penurunan. Bahkan, papar Ketjuk, pada Januari 2018, tiket pesawat menyumbang deflasi.

"Tapi kemarin kita lihat harga tiket masih mahal sehingga angkutan udara di januari ini menyumbang inflasi 0,02%," tandasnya.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya