Headline

Saat ini sudah memasuki fase persiapan kontrak awal penyelenggaraan haji 2026.

Ekonomi Dunia Melambat, Daya Beli Domestik Harus di Jaga

Dero Iqbal Mahendra
24/1/2019 19:28
Ekonomi Dunia Melambat, Daya Beli Domestik Harus di Jaga
( ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/ama.)

ADANYA koreksi pertumbuhan ekonomi global oleh Dana Moneter Internasional (IMF) dari 3,7% menjadi 3,5% harus dintisipasi oleh pemerintah Indonesia.

Salah satu caranya menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani ialah dengan menjaga daya beli domestik yang juga jadi instruksi presiden sebagai fokus utama pertumbuhan ekonomi nasional.

"Antisipasi dari pertumbuhan ekonomi yang melemah mengakibatkan sumber pertumbuhan dari eksternal akan melemah, dalam hal ini adalah ekspor dan impor. Untuk itu kita harus konsentrasi terhadap domestik demand kita," tutur Menkeu usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jakarta, Kamis (24/1).

Permintaan domestik dalam negeri sendiri, lanjut Sri Mulyani, terdiri dari beberapa faktor, Diantaranya konsumsi, investasi, dan belanja pemerintah.

Untuk menjaga daya beli, maka diperlukan kebijakan untuk menjaga stabilitas harga.

Merosotnya harga minyak dunia, jelas Menkeu menjadi salah satu faktor positif untuk mengurangi tekanan terhadap daya beli masyarakat dari sisi pemenuhan energi.

Di sisi lain, harga komoditas pangan perlu jadi perhatian untuk menjaga daya beli masyarakat.

Baca juga : Proyeksi Ekonomi Dunia Diturunkan, Ini Langkah yang Mesti Dilakukan Pemerintah

"Harga pangan menjadi faktor yang sangat penting yang harus di jaga, makanya jumlah stok pangan itu menjadi sangat penting dalam situasi dimana sering terjadi ketidakpastian musim. Misalnya bencana alam, tanah longsor, banjir, untuk itu stok pangan harus harus ada di berbagai tempat untuk menjaga stabilitas harga," jelas Sri Mulyani.

Lebih lanjut Sri Mulyani mengungkapkan dari sisi investasi pihakya tetap berharap pertumbuhan kredit akan meningkat kedepannya.

Terlebih dirinya melihat saat ini stabilitas sudah mulai terjaga dan arus modal masuk (capital inflow) terlihat sudah mulai masuk saat ini.

Untuk itu presiden terus mendorong pemanfaatan online single submision atau OSS serta simplifikasi perijinan di Indonesia guna mendorong masuknya arus modal ke Indonesia.

Sedangkan dari sisi belanja pemerintah sebagai pelaksana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) juga akan ikut mendorong pertmubuhan domestik.

Tahun ini APBN yang dianggarkan pemerintah sekitar Rp 2500 triliun atau tumbuh sekitar 10% dari APBN tahun 2018 lalu.

"Kalau kita lihat faktor faktor tersebut kita optimis domestik demand akan terjaga, Namun kita tidak boleh melupakan ekspor, justru eksport juga akan berperan penting," jelas Sri Mulyani.

Secara umum Sri Mulyani menilai ekonomi Indonesia cukup kuat dengan didukung penerimaan pajak dari sektoral, terutama dari sektor manufaktur, konstruksi maupun perdagangan hingga pertambangan meningkat cukup tinggi. Begitu juga dari komposisi penerimaan pajak pribadi maupun badan. (OL-8)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya