Headline

Presiden Trump telah bernegosiasi dengan Presiden Prabowo.

Fokus

Warga bahu-membahu mengubah kotoran ternak menjadi sumber pendapatan

Petani Terima Bibit Jagung tidak Layak Tanam

Pra/E-3
31/12/2018 02:20
Petani Terima Bibit Jagung tidak Layak Tanam
(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

PETANI di Kecamatan Soromandi, Bima, Nusa Tenggara Barat, selama dua tahun terakhir menerima bibit jagung tidak layak tanam. Kekecewaan antara lain diungkapkan petani jagung dari Desa Punti dan Desa Kananta.
Menurut Sekretaris Desa Kananta Ilham, varietas bibit jagung yang diterima petani tidak layak tanam karena berbeda dengan yang diusulkan pada rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK).

Ilham menjelaskan saat   program bantuan pemerintah yang didistribusikan dari dana APBN 2018 melalui Kementerian Pertanian (Kementan) masih tahap RDKK, petani mengusulkan bibit jagung varietas BISI-18. Varietas itu diusulkan karena cocok dengan kondisi dan kualitas lahan pertanian, khususnya di Desa Kananta.

“Namun, sudah dua tahun ini masyarakat mengeluh, tetap saja seperti ini (varietas beda dengan usul RDKK),” kata dia seperti dikutip dari Antara, kemarin.

Dia mengakui petani tetap menerima bantuan bibit ja­gung meski berbeda dengan varietas BISI-18 yang diusulkan warga. “Masyarakat bisa apa? Daripada tidak ada, iya harus terima,” katanya.

Sebelumnya, petani jagung di Desa Punti, Syamsudin, menjadikan varietas bibit jagung bantuan pemerintah jenis BISI-2 dan premium-191 sebagai pakan ternak agar tidak mubazir karena tidak cocok ditanam.
Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia Sholahudin mengatakan program bantuan benih jagung oleh Kementan tidak berjalan mulus. Banyak petani menolak bantuan benih jagung karena tidak sesuai dengan kebutuhan di lapangan.

Sedianya, varietas benih jagung bantuan untuk petani sudah tercantum dalam daftar calon petani calon lahan (CPCL) penerima. Jika petani meminta varietas A, itu seharusnya yang diberikan. “Namun, praktiknya tidak seperti itu. Yang diminta petani kerap tidak sesuai dengan yang diberikan,” kata Sholahudin melalui keterangan resminya.

Ia mengatakan itu terjadi lantaran miskomunikasi antara kelompok tani dan dinas pertanian setempat.

Direktur Serelia Ditjen Ta-naman Pangan Kementan Bambang mengaku belum menerima laporan penolakan benih jagung bantuan. “Saya belum dengar ada penolakan bantuan benih. Nanti kami akan turunkan tim. Petani berhak menolak jika benihnya tidak sesuai permintaan.” (Pra/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik