Headline

Kementerian haji dan umrah menaikkan posisi Indonesia dalam diplomasi haji.

Pasar Modal Ikut Gerakkan Pembangunan

Fetry Wuryasti
29/12/2018 03:15
Pasar Modal Ikut Gerakkan Pembangunan
(ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai likuiditas perdagangan pasar saham domestik meningkat pada 2018 meski dibayangi ketidakpastian sentimen terutama dari global.

Direktur Utama BEI Inarno Djajadi dalam konferensi pers akhir 2018 di Jakarta, Jumat (28/12) menyampaikan rata-rata nilai transaksi harian pada 2018 ini naik 11% menjadi Rp8,5 triliun jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Pencapaian itu merupakan tertinggi di kawasan­ regional Asia, melampaui Thailand,” ujarnya.

Ia menambahkan, aktivitas perdagangan di BEI juga meningkat, tecermin dari kenaikan rata-rata frekuensi perdagangan yang tumbuh 24 % menjadi 387 ribu kali per hari. “Catatan itu juga menjadikan likuiditas perdagangan saham di BEI lebih tinggi di antara bursa-bursa lainnya di kawasan regional Asia,” katanya.

Selain itu, lanjut dia, selama 2018 pihaknya juga telah mencatatkan sebanyak 57 perusahaan baru, yang merupakan pencatatan terbanyak sepanjang sejarah BEI setelah privatisasi 1992 (lihat grafik). “Berbagai ‘milestone’ telah dicapai BEI di tengah tahun yang penuh dengan tantangan,” katanya.

Dalam sambutannya di acara tersebut, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan  Wimboh Santoso mengatakan berbagai tekanan baik di tingkat global maupun domestik terhadap kinerja pasar modal sejak bulan Mei tahun ini mampu dilalui dengan baik.

Hal ini karena pemerintah dan pelaku usaha dapat meresponsnya dengan langkah antisipatif yang tepat. Terbukti semua pihak mampu memperkuat fundamen ekonomi nasional dan menjaga kepercayaan pelaku pasar dan investor. “Hasil dan manfaat dari kebijakan yang diambil pemerintah tersebut sangat dirasakan oleh industri pasar modal Indonesia,” ujarnya.

Berbagai kebijakan, kata Wimboh, juga telah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terapkan untuk meningkatkan peran pasar modal dalam menyediakan pembiayaan pembangunan dan kebutuhan pembiayaan bagi korporasi serta usaha kecil dan menengah.

Berbagai catatan positif tersebut, menurut dia, tidak terlepas dari dukungan pemerintah, Bank Indonesia, dan peran serta seluruh pemangku kepentingan lainnya di industri jasa keuangan. Sinergi tersebut selain menambah kepercayaan publik, khususnya investor, juga memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan industri Pasar Modal secara keseluruhan.

“Di 2019 mendatang, seluruh pelaku pasar modal Indonesia bertekad untuk kembali memberikan kontribusi terbaiknya, khususnya untuk mendukung pembiayaan program-program ekonomi prioritas Pemerintah,” tutup Wimboh.

Dalam pidatonya dalam penutupan perdagangan di Gedung BEI, kemarin, Presiden Joko Widodo mengutarakan harapannya agar pasar modal ke depannya semakin lebih berdaya sehingga dapat mendukung percepatan pembangunan. “Kita harapkan pembangunan infrastruktur baik di Jawa maupun di luar Jawa, dapat di back up dan didukung dari pasar modal. Akselerasi itu yang kita butuhkan dari pasar modal,” ujarnya. (Dro/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dedy P
Berita Lainnya