Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SETELAH mencatatkan diri di bursa efek Indonesia (BEI), perusahaan farmasi dan alat kesehatan nasional PT Phapros Tbk (PEHA), akan melakukan sejumlah aksi korporasi di 2019.
Direktur Utama Phapros Barokah Sri Utami mengatakan, pada tahun depan mereka akan melakukan aksi korporasi organik terkait produk dan alat kesehatan, serta anorganik baik dengan merger maupun akuisisi perusahaan yang masuk di dalam bisnis sektor farmasi.
Sepanjang 2018, emiten berkode saham PEHA ini telah mengembangkan bisnis anorganik dengan mengakuisisi perusahaan farmasi PT Lucas Djaja sebanyak 90,22% dan entitas anak yang berlokasi di Bandung. Dengan akuisisi tersebut kapasitas produksi yang dimiliki oleh Phapros meningkat.
"Anorganik kami akan lakukan joint venture dengan beberapa industri farmasi di ASEAN. Tapi inisiatif akuisisi masih dalam tahapan evaluasi tidak akan kami ekspos sebelum eksekusi. Tahun 2019 ada belanja modal Rp350 miliar untuk investasi," ujar Sri Utami di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (26/12).
Berdasarkan laporan keuangan audit per September 2018, kinerja perseroan tumbuh dengan raihan pendapatan sebesar Rp697 miliar atau meningkat 8,8% dibanding pendapatan periode yang sama pada tahun lalu. Sedangkan di sisi laba bersih tumbuh mencapai 33,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Mereka menargetkan pendapatan 2018 sebesar Rp1 triliun.
"Per September 2018, Phapros telah membukukan laba sebesar Rp96 miliar, dan per November 2018 Rp 161 miliar. Tahun ini kami menetapkan pendapatan untuk lebih dari Rp 1 triliun. Hal ini sesuai dengan harapan komisaris dan direksi untuk growing double digit. Tahun 2022, laba diharapkan bisa Rp 400 miliar," tambah Emmy, sapaan akrabnya.
Tahun 2019, BPJS harus bisa mencover 250 juta penduduk Indonesia. Ini menjadi kesempatan perusahaan untuk lebih bisa mengefisienkan produksi. Karena tidak mudah bertahan di era BPJS dengan fluktuasi dolar. Porsi BPJS dia jelaskan 50% dari total pendapatan Phapros.
Baca juga: Transformasi Perusahaan, Phapros Kini Tercatat di Pasar Modal
Sementara itu, Direktur Utama RNI B Didik Prasetyo mengatakan aksi korporasi ini merupakan bagian dari langkah strategis yang ditempuh perseroan untuk mengetahui nilai wajar saham perusahaan yang dapat dilihat setiap saat (real time).
Tahun 2019 rencana pengembangan Phapros cukup besar dan membutuhkan dana yang bisa digali dari pasar modal. Artinya tidak menutup kemungkinan Phapros menerbitkan saham baru supaya lebih likuid lagi. Di samping tentunya pemegang sahan yang sudah melek pasar diharapkan bisa menggalakkan pasar dari saham PEHA ini.
"Ini menjadi peluang agar kedepannya Phapros dapat membuka akses kepada sumber pendanaan pasar modal yang Iebih menguntungkan," ujar Didik.
Pada kesempatan sama, Komisaris Utama Phapros, Nanang Marjianto, mengatakan pencatatan di BEI dapat meningkatkan penerapan tata kelola perusahaan terutama dalam sisi transparansi dan akuntabilitas publik, selain itu, juga diharapkan dapat meningkatkan citra perusahaan ke depan.
“Dengan penerapan tata kelola perusahaan yang Iebih baik serta didukung citra perusahaan yang meningkat, diharapkan perseroan mendapat manfaat dari sisi pendanaan pasar modal yang signifikan sehingga mampu menunjang pengembangan bisnis yang telah disiapkan," ungkapnya. (OL-3)
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved