Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Pertumbuhan Ekonomi 2019 Lebih Cerah

Cahya Mulyana
12/12/2018 22:20
Pertumbuhan Ekonomi 2019 Lebih Cerah
(ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

KETUA Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI) Fakultas Ekonomi Bisnis Destry Damayanti menilai potensi pertumbuhan ekonomi 2019 lebih cerah dibanding 2018. Pasalnya landasan ekonomi sudah terbangun solid namun masih terdapat tantangan yang cukup berat untuk pemerintah.

"Kita sudah mempunyai basis yang kuat. Makro dan fiskal kita sudah bagus. Bahkan fiskal kita pruden. Keseimbangan primer kita diarahkan positif," terang Destry dalam diskusi bertajuk Evaluasi Ekonomi 2018 & Outlook 2019, Kahmi Economic Forum, Moving to Higher Gear : Shifting from Infrastructure to Human Capital and Innovation, di Kantor MN Kahmi, Jakarta. Rabu 12/12)

Menurut dia, kebijakan yang pruden harus terus dipertahankan pemerintah khususnya menyangkut sektor keuangan. Dengan begitu,investor merasa nyaman dan dapat berbanding lurus dengan pertumbuhan investasi yang sangat dibutuhkan untuk mempercepat laju ekonomi.

Ia menerangkan modal untuk menghadapi 2019 sudah dimiliki pemerintah yakni pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh di atas 5%, inflasi terjaga di angka 3% serta perolehan pajak yang menggembirakan yakni 94%. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi 2019 bisa lebih tinggi dari 2018 yang sekitar 5.2%. 

Bank Indonesia juga mampu menghadapi gejolak rupiah dengan tenang dan mengeluarkan kebijakan prefentif yang disambut positif oleh pasar."Jadi perjalanan ekonomi kita secara keseluruhan sudah on the track. Tapi terdapat beberapa pekerjaan rumah bagi pemerintah di 2019," katanya.

Pekerjaan tersebut, kata dia meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang sejalan dengan proyeksi ekonomi. Hal itu seperti swasembada pangan, maka harus enggenjot kualitas petani dan mempersiapkan generasi selanjutnya melalui program pendidikan dan vokasi.

Sektor manufaktur juga harus didorong dengan peningkatan kemampuan calon pekerja supaya sesuai dengan kebutuhan. Tidak hanya itu, sektor pariwisata juga perlu ditopang oleh ketersediaan pekerja yang mumpuni.

"Jadi kalau 2018 itu peemrintah membangun hardware maka 2019 sudah tepat untuk membangun softwarenya yakni peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tapi itu sudah direnanankan pemerintah terlihat dari penambahan anggaran di APBN 2019," tuturnya.

Destry juga menyarankan pemerintah untuk tetap berhati-hati menghadapi episode perang dagang Amerika-Tiongkok dan kondisi global. Meskipun potensi kenaikan suku bunga the Fed pada 2019 tidak akan sebesar 2018.

Tantangan yang lainnya, lanjut dia, memperbaiki defisit neraca perdagangan dan traksaksi berjalan. "Butuh perbaikan secara struktur untuk mempersempit jurang antara impor dan ekspor. Contoh meningkatkan manufakturing dan reindustrialisasi dan hiliriasi harus dilakukan yang dapat menyerap pekerja banyak juga meningkatkan nilai tambah," pungkasnya. (A-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Agus Triwibowo
Berita Lainnya