Headline

Presiden sebut negara butuh kepolisian tangguh, unggul, bersih, dan dicintai rakyat.

Fokus

Puncak gunung-gunung di Jawa Tengah menyimpan kekayaan dan keindahan alam yang luar biasa.

Pasar Global Menguat karena Harapan Perdamaian Dagang

Fetry Wuryasti
04/12/2018 11:20
Pasar Global Menguat karena Harapan Perdamaian Dagang
(ANTARA)

OPTIMISME terhadap perdamaian dagang sementara antara Amerika Serikat dan Tiongkok yang diumumkan setelah pertemuan G-20 di Argentina akhir pekan lalu berperan luar biasa dalam mengangkat selera risiko investor global di awal pekan perdagangan baru ini.

Dolar yang melemah dianggap sebagai sinyal positif bagi rupiah. US dolar terhadap rupiah IDR merosot 0,43% di hari Senin (3/12).

"Ada optimisme bahwa harapan perdamaian dagang dan pandangan Federal Reserve yang lebih pesimis dari dugaan akan semakin memperkuat rupiah di bulan Desember," ujar Jameel Ahmad, Global Head of Currency Strategy & Market Research FXTM, Selasa (4/12).

Perkembangan situasi dagang dan peningkatan selera risiko yang berkepanjangan dari investor juga akan membantu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk mendapat keuntungan dari reli di sejumlah pasar saham lainnya setelah penangguhan tarif yang dilakukan Amerika Serikat dan Tiongkok.

Peningkatan selera risiko terlihat di berbagai kelas aset di seluruh dunia, termasuk selera yang meningkat di pasar saham dan sejumlah mata uang pasar berkembang diuntungkan oleh peningkatan selera investor terhadap risiko yang lebih tinggi dalam portofolio mereka.

 

Baca juga: Sentimen Perang Dagang Mereda, IHSG Lanjutkan Penguatan

 

Selain selera risiko yang membaik, salah satu poin penting dari fluktuasi pasar di hari Senin adalah dolar kembali melemah.

"Sejarah mencatat sejak lama bahwa berkurangnya ketegangan dagang akan mengurangi permintaan dolar," tuturnya.

Kemajuan menuju membaiknya ketegangan dagang dan nada pesimis dari Federal Reserve mengenai ekspektasi kenaikan suku bunga menjadi peluang menarik bagi trader untuk mengambil untung dari posisi beli dolar AS.

Mata uang pasar berkembang
Semua mata uang di wilayah Asia Pasifik menguat terhadap Dolar, kecuali Rupee India yang melemah 0,6% karena data domestik gagal mencapai ekspektasi.

"Tren yang sama juga terlihat di wilayah Eropa, Timur Tengah, dan Afrika dan kita dapat melihat apakah reli ini dapat meluas ke Amerika Latin," ulasnya.

Won Korea Selatan, yang sering digunakan sebagai gambaran mata uang Asia terkait selera risiko investor, menguat lebih dari 0,9% sementara Yuan Tiongkok menguat hingga 1%. Rand Afrika Selatan dan Peso Meksiko menguat lebih dari 1,7% karena optimisme situasi dagang.

"Reli yang terjadi di berbagai kelas aset saat ini menunjukkan bahwa walaupun ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok tampak seperti masalah bilateral antar dua negara, namun karena ini melibatkan dua kekuatan ekonomi raksasa dunia maka pengaruhnya luar biasa terhadap optimisme pasar global," paparnya.

Penurunan data ekonomi global di enam bulan terakhir tahun ini menunjukkan bahwa ketegangan dagang yang berkepanjangan memiliki dampak negatif terhadap ekonomi global.

"Semua pihak akan diuntungkan apabila ketegangan dagang ini dapat diatasi sepenuhnya."

Jika masalah ketegangan dagang antara AS dan Tiongkok semakin membaik, ini berpotensi menimbulkan reli pasar yang kuat sebelum perdagangan ditutup di tahun 2018.

"Pertanyaan utama yang perlu diketahui investor saat ini adalah seberapa lama perdamaian dagang ini dapat bertahan, dan apakah ada ruang untuk kemajuan lebih lanjut dalam negosiasi dagang antara AS-Tiongkok dari perdamaian ini," tukas Jameel Ahmad. (OL-3)
 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik