Headline

Setelah menjadi ketua RT, Kartinus melakukan terobosan dengan pelayanan berbasis digital.

Fokus

F-35 dan F-16 menjatuhkan sekitar 85 ribu ton bom di Palestina.

Pelaku Usaha: PPnBM Properti Jangan Dipukul Rata

Dero Iqbal Mahendra
23/9/2015 00:00
Pelaku Usaha:  PPnBM Properti Jangan Dipukul Rata
(MI/M Irfan)
Chairman Jababeka Group SD Darmono mengungkapkan keberatannya terkait penerapan Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 106/PMK.010/2015 tentang PPnBM atas hunian mewah yang mengenakan

pajak hingga 20% untuk properti mewah yang harganya Rp 10 miliar keatas. Menurut dirinya peraturan tersebut dinilai cukup menggangu pertumbuhan sektor properti.

"Peraturan itu sebetulnya menggangu, meski orang asing sudah diperbolehkan membeli apartemen mewah namun bila pajaknya terlalu tinggi tentu pada akhirnya akan menjadi tidak menarik," terang Darmono usai mengikuti pertemuan rutin Indonesia - Taiwan Buisiness Council (ITBC) di Jakarta, Rabu (23/9).

Menurut dirinya, peraturan tersebut akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan sektor properti unuk kelas premium. Padahal pada saat yang sama pembangunan apartemen mewah menggerakkan industri lain yang

terkait dengan sektor properti seperti industri bahan mentah seperti perkayuan, semen, batu bata hingga furniture.

Menurut dirinya ,seharusnya peraturan tersebut tidak dipukul rata dalam penerapannya dan juga harus dipertimbangkan terkait wilayah penerapan untuk peraturan tersebut.

"Misalnya untuk daerah yang suplainya sangat kurang seperti di Jakarta boleh diterapkan agar rakyat masih bisa tetap membeli, tetapi untuk kawasan yang masih membutuhkan pembangunan seperti tanjung lesung diberikan bea khusus seperti itu siapa yang mau masuk, udah mau datang saja sudah sukur apalagi diberikan bea barang mewah, jadi harus dilihat tempatnya," ujar Darmono.

Darmono sendiri menilai bahwa ketidak pastian dalam nilai tukar rupiah saat ini sangat menggangu dari para pengusaha dan menjadi salah satu kendala. Padahal para pengusaha sebetulnya hanya membutuhkan kepastian dan juga sesuatu yang bisa di prediksi.

Untuk itu dirinya menilai kepastian dari nilai tukar perlu ditegaskan, sebab hingga saat ini para pengusaha juga belum bisa mengkalkulasi hingga batas mana rupiah akan melemah. Hal tersebut

secara langsung dapat membuat proses bisnis dan investasi menjadi terhambat, namun dirinya memandang bahwa semua pihak harus optimis untuk keluar dari situasi  sulit seperti saat ini.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya