Headline

PRESIDEN Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menetapkan tarif impor baru untuk Indonesia

Fokus

MALAM itu, sekitar pukul 18.00 WIB, langit sudah pekat menyelimuti Dusun Bambangan

Sistem Perekonomian Indonesia Harus Diperbaiki

Anastasia Arvirianty
15/9/2015 00:00
 Sistem Perekonomian Indonesia Harus Diperbaiki
( ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
Sistem perekonomian Indonesia menjadi kontribusi besar bagi kesejahteraan rakyat. Sayangnya, selama ini Indonesia dinilai salah dalam menganut sistem tersebut dan mau tidak mau harus diperbaiki agar ekonomi membaik. Pasalnya, selama bertahun-tahun, negara mengimplementasikan perekonomian neoliberalisme yang dianggap merugikan.

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Rizal Ramli melalui paparannya pada forum group discussion (FGD), di Gedung LIPI, Jakarta, Selasa (15/9).

Lebih lanjut, Rizal mengatakan, sistem perekonomian Indonesia semuanya diserahkan kepada pasar, sehingga Indonesia hanya dapat tumbuh biasa-biasa saja . "Kita belum pernah masuk dalam pertumbuhan ekonomi double digit. Itu karena kita menganut neoliberalisme tapi yang tanggung, karena semuanya diliberalisasi tapi tidak dengan tenaga kerja," tuturnya.

Dia mengungkapkan, liberalisasi tenaga kerja bisa membantu dalam pertumbuhan ekonomi negara. Pasalnya, liberalisasi tenaga kerja terhubung dengan indeks pembangunan manusia, di mana menurutnya indeks tersebut merupakan indeks paling penting untuk mengukur kesejahteraan rakyat. Iapun mencontohkan dengan mengacu pada negara Brazil dan Tiongkok, di mana kesejahteraan rakyatnya meningkat pesat dalam bidang sosial, makanan, pendidikan, kesehatan. "Sehingga, Brazil pertumbuhan ekonominya tinggi, kesejahteraannya meningkat, begitu juga dengan Tiongkok," ujar Rizal.

"Dalam konteks Indonesia, 20% orang Indonesia hidupnya sudah lumayan. Tapi 80% paling bawah belum bisa menikmati kesejahteraan. Indeks pembangunan manusia kita itu paling rendah. Dalam kelompok Asean Five, yang indeksnya paking tinggi adalah Singapura, kedua Malaysia, ketiga Thailand, dan keempat Filipina."

Berdasarkan analisanya, seluruh dunia melakukan liberalisasi keuangan namun tudak meliberalisasi tenaga kerja. Hal itu disebabkan, jika ada liberalisasi tenaga kerja, nantinya masyarakat bisa menjadi tenaga kerja di negara barat, sehingga negara barat harus mengeluarkan dana tambahan untuk membayar upah pegawai. Dia menegaskan, tidak ada di seluruh dunia yang melakukan neoliberalisme dapat meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.(Q-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Admin
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik